Mohon tunggu...
Frederica Nancy
Frederica Nancy Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hi! Salam kenal dari saya yang tengah belajar dan menari dalam dunia komunikasi massa-digital!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Digital yang Universal dengan Menjadi Aksesibel Bagi Disabilitas

25 Oktober 2020   21:21 Diperbarui: 17 Maret 2021   08:35 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: World Wide Web Consortium
Sumber: World Wide Web Consortium

Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) 2.1 sebenarnya telah menjadi konvensi terkait aksesibilitas konten digital lewat prinsip POUR, yaitu:

  • Perceivable= informasi dan kontrol elemen interaktif harus ditampilkan dengan cara yang dapat "mereka" rasakan.
  • Operable= semua kontrol dan elemen interaktif harus dapat digunakan.
  • Understandable= konten dan kontrol elemen interaktif harus jelas dan tidak menyebabkan ambiguitas maupun kebingungan.
  • Robust= konten dapat diinterpretasikan dalam berbagai perangkat lunak, termasuk dengan teknologi khusus disabilitas.

Selain itu, W3C dalam situs resminya menguraikan beragam fitur pendukung yang penting bagi difabel dalam aksesibilitas konten audio dan video.

  • Teman tuli atau dengan daya pendengaran rendah dapat menggunakan transkrip, subtitle/ captions.
  • Tuna netra atau penyandang low vision dapat menggunakan screen reader, penggunaan braille, hingga fitur zoom (pembesar), atau warna dengan kontras tinggi.
  • Teman tuli dan tuna netra dapat menggunakan screen reader dan braille untuk memahami transkrip deskriptif berisi informasi audio visual.
  • Teman-teman yang sulit fokus dalam memahami informasi audio atau visual saat ada pergantian layar membutuhkan transkip.
  • Teman-teman yang kesulitan secara motorik membutuhkan perangkat lunak yang pengenal suara untuk mengoperasikan perangkat keras yang digunakan. Untuk teman-teman tuna netra yang juga kesulitan secara motorik dapat menggunakan media player yang menggunakan mouse.


Selain itu, kamu dapat memeriksa tingkat aksesibilitas situs website lewat tautan wave.webaim.org.

Praktik Mengakomodir Aksesibilitas Disabilitas

Upaya mengakomodir kebutuhan disabilitas akan akses informasi digital sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan.

Suharto selaku direktur SIGAB menjelaskan bahwa lembaga ini telah membuat channel Youtube dan website media online bernama Solider.id.

Tidak hanya untuk disabilitas, berita yang dibuat juga diperuntukkan khalayak luas agar perspektif disabilitas semakin dipahami dengan lebih baik. Dari segi pembuatan konten, SIGAB selalu melibatkan kontributor, baik dari kalangan disabilitas maupun mahasiswa.

Dafi yang juga terlibat dalam Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) juga telah melaporkan, mengadvokasi, dan menyampaikan isu aksesibilitas digital ke pemerintah.

Sayangnya, tidak ada respons berarti dengan alasan rumitnya pembuatan kebijakan dan minimnya anggaran. Sementara itu, advokasi yang dilakukan ke media cukup memakan waktu yang lama. Misalnya, advokasi pentingnya juru bahasa isyarat di Tv yang dilakukan pada 2016 baru difasilitasi pada 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun