Pelepasan diri yang terjadi sejak 1999 membawa Timor Leste pada perubahan dalam aspek teknologi dan informasi. Timor Leste secara perlahan merangkak mandiri dalam mengembangkan dunia media online-nya.
Perkembangan Internet di Timor Leste
Munculnya media daring di Timor Leste tak lepas dari upaya negara dalam membangun internet.
Setelah 60-90% infrastruktur telekomunikasi hancur saat perjuangan kemerdekaan, pada 13-14 Desember 1999, PBB bergabung dengan para donatur dan lembaga non pemerintah untuk menggelar konferensi pemulihan. Tujuannya adalah merencanakan pembangunan kembali infrastruktur media Timor Leste.
Hasil konferensi itu mencanangkan tiga poin pembangunan, yakni pengembangan kerangka peraturan untuk media baru di Timor Leste, program pelatihan bagi jurnalis, dan perbaikan infrastruktur jaringan radio negara.
Memasuki dekade baru, dilansir dari Global Voices (Moreira, 2009), koneksi internet kemudian muncul pada 2 Februari 2000 dengan dukungan dari United Nation Development Programme.
Dampaknya menyebar ke berbagai sektor, misalnya: (Abidin, 2003)
- Di sektor pendidikan, Universitas Timor Leste dan Universitas Martinho Lopes mulai membuat departemen teknologi informasi.
- Di sektor pemerintahan, hingga 2004 lalu Kementrian Pos dan Telekomunikasi menjelaskan bahwa dari 1000 unit komputer yang tersedia, 70% di antaranya tersambung dengan internet (Abidin, 2003)
Selanjutnya, pada 1 Maret 2003, pemerintah setempat mendirikan Timor Telecom (IT)Â sebagai operator jaringan telekomunikasi dan seluler tetap Timor Leste.
Hingga 2017 lalu, paling tidak ada tiga operator seluler besar di Timor Leste, yakni Timor Telecom, Telemor, dan Telkomcel yang menyediakan jaringan koneksi internet, mulai dari 3G, 4G, LTE, dan HSDPA.
Domain internet pun berubah dari .tp (Timor Portugis) menjadi .tl (Timor Leste) yang disahkan sejak 30 September 2005 lalu. Penerapannya dapat Anda lihat dari berbagai situs resmi pemerintah, misalnya http://www.timor-leste.gov.tl/