Mohon tunggu...
f. budi wibowo
f. budi wibowo Mohon Tunggu...

guru

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lebaran, Tanaman Berbuah Sampah

14 Agustus 2013   10:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:19 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kemampuan manusia untuk peduli

adalah sesuatu yang menjadikan hidup bermakna paling dalam.”

Pablo Casals (1876–1973), pemain celo dan dirigen terkemuka asal Spanyol"

Hari Lebaran telah usai, hiruk pikuk mudik dan balik lebaran pelan-pelan meredup kembali pada kondisi normal. Pagi ini saya menyempatkan jalan-jalan di perumahan, masih banyak lampu terasrumahmenyala, tanda si empunya rumah belum balik. Jalan pagi sangat menyejukan apalagi jalanan masih sepi, sehingga bebas berjalan tak takut ada kendaraan lewat. Menyusuri jalan atau gang yang jarang saya lewati memberikan suasana lain pagi ini.

Namun keasyikan jalan-jalan sedikit terganggu bukan karena polusi kendaraan yang lewat atau banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan, tapi oleh banyaknya pohon/tanaman ‘berbuah ‘ sampah. Bahkan papan nama jalanpun dipakai sebagai ‘parkir’ sementara sampah sebagin warga, bergantungan pada tiang papan jalan sebagian terjatung berserakan di tanah. Ya suatu pemandangan yang tidak nyaman.

Petugas pengelola lingkungan mungkin juga ingin merasakan liburan bersama keluarga sehingga sampah-sampah tak ada yang mengangkut. Kondisi ini memang diperlukan kerelaan dan kemandirian warga untuk sementara menyimpan sampah mereka dalam tempat sampah /bak sampah rumah masing-masing.

Namun kondisi riil tempat sampah / bak sampah yang ada ri rumah masing-masing banyak yang telah dirombak untuk perluasan atau kenyaman penghuni. Inilah permasalahan yang banyak dialami dalam masyarakat perumahan yang mengandalkan sampah pada pihak ketiga.

Terlepas dari ketergantungan tersebut sebenarnya kita sebagai warga dapat meminimalisir hal tersebut. langkah sederhana dan kecil dengan mengelola sampah mandiri, minimal untuk sementara waktu sebelum petugas aktigf kembali. Dengan memilah sampah plastik, sampah basah, sisa makanan dan samapah dedaunan.

Bagi keluarga yang mempunyai tanah cukup untuk membuat lubang sampah dedaunan menjadi salah satu alternatif mengurangi jumlah sampah yang ada. Atau yang masih mempunyai tempat sampah yang permanen ( biasa ada dibuatkan pengelola perumahan di tiap rumah).

Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan, dengan sedikit kerelaan dan kemauan warga memberi perhatian pada lingkungan. Sehingga pemandangan tanaman “berbuah” sampah tak akan ada lagi tiap kali liburan Lebaran tiba.

Mari kita perhatikan lingkungan hidup sekitar kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun