Unggah-ungguh bahasa menjadi ciri khas orang Jawa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Unggah-ungguh basa terbagi menjadi dua yaitu basa krama dan basa ngoko. Basa krama digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dan basa ngoko digunakan untuk berbicara dengan teman atau yang umurnya lebih muda. Tujuan penggunaan unggah -- ungguh basa adalah untuk menghormati orang yang sedang diajak berbicara. Contohnya Ketika seorang anak berbicara dengan orang tuanya maka, anak tersebut harus menggunakan bahasa krama. Berbeda lagi Ketika berbicara dengan teman akrab atau yang seumuran, maka Bahasa yang digunakan adalah basa ngoko. Hal tersebut sudah menjadi ciri khas orang Jawa sejak dari jaman nenek moyang.
Akan tetapi di jaman modern ini, bahasa krama semakin tergerus oleh zaman. Anak-anak di generasi Z sekarang ini banyak yang tidak bisa menggunakan dan menerapkan unggah-ungguh basa yang benar, dalam berbicara dengan orag lain. Terutama dengan orang yang lebih tua, seperti dengan orang tua mereka sendiri, kakek, nenek, om, tante, dan seterusnya. Hal tersebut disebabkan karena generasi Z tidak terbiasa menggunakan Unggah-ungguh basa terutama basa krama dalam berkomunikasi sehari-hari. Generasi Z dalam berkomunikasi sehari-hari mengginakan Bahasa Nasional. Dan banyak faktor lain yang mempengaruhi seperti lingkungan yang tidak mendukung mereka untuk menggunakan basa krama.
Pengaruh budaya dari manca negara seperti K-Pop, K-Drama juga mempengaruhi gemerasi Z tidak bisa berkomunikasi menggunakan basa krama. Anak-anak generasi Z sekarang lebih fasih berbicara menggunkan basa asing dari pada menggunakan basa jawa terutama Ketika berbicara dengan orang tua. Hal ini sangat memprihatinkan. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang akan meneruskan perjuangan para orang tua di masa mendatang. Kita sebagai orang yang lebih tua harus bisa mengajarkan unggah-ungguh basa kepada anak-anak generasi Z, supaya basa Jawa tidak hilang tergerus oleh Jaman.