Mohon tunggu...
Fitria Ulfarisa
Fitria Ulfarisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Students of the Political Science Department

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Sosial dalam Membangun Citra Politik

3 Mei 2024   12:42 Diperbarui: 3 Mei 2024   12:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial saat ini telah menjadi alat komunikasi politik yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Saat ini, platform seperti facebook, twitter, instagram, dan tiktok menjadi sumber informasi politik yang membawa revolusi bagi politisi, partai politik, hingga pendukungnya mencapai massa yang lebih luas dalam waktu yang singkat.

Dilhat dari sisi marketing politik di era digital yang semakin canggih, media sosial sebagai sarana komunikasi dan sebagai alat politik dapat membentuk persepsi masyarakat. Informasi yang diterima melalui media sosial dapat membantu mengambil atau merubah keputusan. Apalagi ditengah informasi Pilkada Serentak pada november 2024 mendatang. Keterlibatan pemilih konsumen dapat diperoleh dari hasil pemasaran politik dan branding. Namun, media sosial juga memiliki resiko karena pesan politik yang tidak terkendali.

Penggunaan media sosial dalam Kampanye politik dapat  memperluas jangkauan pesan politik dan meningkatkan interaksi antara kandidat dan pemilih. Jangkauan massa dalam media sosial yang sangat luas, hal ini memberikan dampak bagi kalangan anak muda untuk melek akan kesadarannya terhadap politik atau isu-isu yang sedang tranding dalam politik.

Adanya dampak yang signifikan dalam marketing politik bagi politisi, hal ini juga dapat memberikan tantangan dalam penyebaran informasi dengan adanya polarisasi opini dan manipulasi. Melalui platform, black campaign juga mudah menyebar luas. Hal ini dapat mempengaruhi opini publik, parahnya adalah merusak reputasi calon.

Platform media sosial yang algoritmanya tidak bisa kita ketahui, alangkah baiknya kita semakin bijak dalam menyaring informasi yang ada. Adanya konten yang bersfat provokatif daripada informatif banyak sekali muncul dimedia sosial, contohnya adalah tiktok. Pilkada pada november mendatang informasi kini kian meluas di fyp tiktok. Dengan video yang durasinya cukup pendek atau hanya video sebagian saja, tanpa kita mencari tahu kelanjutan dari video informasi tersebut  dapat menimbulkan pemahaman yang salah. Oleh karena itu kita harus bijak dalam menyaring dan menerima informasi karena disetiap platform media sosial, algoritmanya berbeda-beda.

Adanya media sosial yang membawa revolusi dalam pemasaran politik dalam menyampaikan informasi politik, penting untuk kita menggunakan platform dengan memastikan informasi yang disajikan tidak manipulatif. Etika dalam bermedia sosial serta literasi digital, dapat menciptakan diskusi yang sehat tanpa adanya provokasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun