Mohon tunggu...
Fitriya Amalia
Fitriya Amalia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Keep the spirit of achieving dreams through effort and prayer

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Idealisme dan Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan

1 April 2020   09:44 Diperbarui: 1 April 2020   09:54 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr wb.

Jumpa lagi dituliskan kali ini, disini saya akan menjelaskan materi Aliran Idealisme beserta para tokoh filsafat pendidikan.

1. Filsafat Aliran Idealisme 

Filsafat Idealisme sangat penting dalam dunia pendidikan dikarenakan meletakkan manusia atau peserta didik sebagai subjek yang memiliki pengetahuan yang tersimpan dalam diri masing-masing,baik pengetahuan umum maupun agama. Pada taraf inilah, pendidikan harus mampu mengeluarkan seluruh potensi dalam diri peserta didik, baik secara rasional dan nyata. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh  Plato bahwa rasio itu nyata dan nyata itu rasio. Maksudnya ialah segala yang dipikirkan manusia itu selalu bersentuhan dengan yang terlihat dan yang selalu berubah-ubah. Hume juga mengungkapkan bahwa kebenaran realitas dapat ditemukan melalui berbagai pengalaman. Sentuhan rasio dan fakta terlihat inilah yang memantik hegel memunculkan metode dialektika yaitu tesis, antitesis dan sintesis.

Pengaruh dari filsafat Idealisme dilihat dari metode dan kurikulum yang digunakan. Seperti yang baru saja dijelaskan.

Metode: metode dialektik (memecahkan masalah berdasarkan 3 unsur. Yaitu: persoalan,tanggapan dan kesimpulan)

Kurikulum: pendidikan praktis.

Maksudnya ialah praktek yang dilakukan dalam pendidikan untuk memudahkan dalam memahami ilmu pengetahuan.

Metode ini menyadarkan bahwa setiap pemikiran atau pengetahuan manusia itu berbeda-beda, hingga membutuhkan jembatan yang dapat menghubungkannya. Melalui jembatan sintesis tersebut akan lahir pengetahuan bersama.

Dialektika ini telah menginspirasi pemikiran kant sehingga memunculkan pure reason,practical reasion dan moral judgement. Pure reasion merupakan sifat bawaan manusia dalam dunia pengetahuan, disisi lain juga terdapat banyak praktek pada sifat bawaan orang lain. Perbedaan ini kemudian harus dilihat dari aspek moral karena pengetahuan tertinggi adalah pengetahuan moral yang baik dalam diri maupun secara bersama. Pada titik itu, Al Ghazali meletakkan moral agama sebagai pengetahuan yang tertinggi dan harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari begitupun pada dunia pendidikan. Oleh karena itu, kreatifitas dan inovatif menjadi sangat penting dalam setiap perubahan dalam dunia pendidikan. Kreatif berarti daya cipta sedangkan inovasi berarti daya pengembangan. 

Dari sinilah tugas seorang pendidik untuk memunculkan kedua daya pada peserta didik, baik melalui pengetahuan, keterampilan, pelatihan dan penelitian. Namun semua itu tidak lepas dari moral dalam pandangan kant dan akhlak dalam pandangan Al Ghazali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun