Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berburu yang Unik di Pekan Raya Sumatera Utara ke-44

11 April 2015   17:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:15 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_409359" align="aligncenter" width="300" caption="Paviliun Samosir di Pekan Raya Sumatera Utara ke-44 (Sumber Foto: @fitmanalu.dok)"][/caption]

Menilik Pekan Raya Sumatera Utara ke-44 tahun 2015, pengunjung akan disajikan berbagai hal menarik dari. Event tahunan yang resmi digelar oleh Pemerintah Kota Medan ini selalu dinantikan oleh masyarakat Kota Medan dan sekitarnya. Jika sedang berada di sekitar Kota Medan, tak ada salahnya menyempatkan diri mampir sejenak ke Tapian Dayan, lokasi pekan raya akbar ini digelar mulai tanggal 20 Maret lalu. Pekan raya ini akan berakhir tanggal 20 April yang akan datang.

Tiga puluh tiga kabupaten/kota di PRSU akan menyambut kedatangan pengunjung yang ingin lebih mengenal produk kesenian, kuliner, hasil pertanian, perikanan, hasil alam, hingga peluang investasi menarik di setiap paviliun. Sambutan dan senyuman ramah juga akan anda dapatkan. Tapi, jangan lupa untuk berlama-lama di Paviliun Kabupaten Samosir. Banyak hal menarik yang akan anda temui di sini.

Miniatur Patung Sigale-gale

Pernah berkunjung ke daerah Tomok? Tentu sudah tak asing lagi dengan pertunjukan Patung Sigale-gale yang tersohor itu. Jangan mengaku pernah berwisata ke sana kalau belum menyaksikan atraksi yang selalu memikat turis lokal hingga mancanegara itu. Selain makam Raja Sidabutar dan wisata belanja aneka souvenir, Tomok memang sangat identik dengan Patung Sigalegale. Mau tahu cerita yang melatarbelakangi pertunjukan Patung Sigalegale?

Alkisah, seorang putra raja pergi berperang melawan musuh. Sungguh naas, sang putra semata wayang yang bernama Manggale tersebut meninggal dalam peperangan. Sang raja sangat sedih hatinya bahkan akhirnya jatuh sakit. Tabib yang mengobati menyarankan untuk membuat sebuah patung kayu mirip putra raja di sebuah hutan. Saat patung selesai, roh Manggale dipanggil masuk ke dalam patung sehingga seperti manusia hidup. Setibanya patung kayu di kerajaan, penyakit raja segera sembuh. Raja sangat gembira melihat patung yang mirip anaknya itu.

[caption id="attachment_409343" align="aligncenter" width="300" caption="Miniatur Patung Sigalegale di Paviliun Samosir (Sumber Foto: @fitmanalu.dok)"]

14287485431946874778
14287485431946874778
[/caption]

Bagi pengunjung yang belum sempat berwisata ke daerah Tomok, miniatur patung kayu ini bisa dilihat di paviliun Samosir. Mirip seperti aslinya, hanya berukuran lebih mini. Kepala, lengan, dan kaki patung dapat digerakkan dengan menggunakan tali di belakang kotak tempat patung ditancapkan. Bila mahir, Patung Sigalegale akan bergerak seperti menari. Pengunjung paviliun ini terlihat sangat antusias mempelajari cara menggerakkan patung. Miniatur Sigalegale ini memikat perhatian mayoritas pengunjung Paviliun Samosir.

Pengrajin Kain Tenun

Mungkin di masa sekarang tidak banyak generasi muda yang bersedia menekuni tenun tradisional. Dewi Sagala (23 tahun) adalah salah satunya. Memilih pulang dari perantauan dan menekuni Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) menjadi pilihan gadis ini untuk meraih masa depan. Sejak tahun 2009, sebenarnya Dewi sudah menggunakan alat tenun gedogan untuk menenun ulos Karo. Namun karena sesuatu hal, Dewi akhirnya pergi merantau ke tanah seberang.

[caption id="attachment_409347" align="aligncenter" width="300" caption="Pengrajin Kain Tenun dan ATBM (Sumber Foto: @fitmanalu.dok)"]

14287487731004621671
14287487731004621671
[/caption]

Sepulang dari perantauan, gadis ini mengikuti pelatihan mengenai penggunaan ATBM yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Samosir. Sejak itulah, Dewi mulai mengenal dan mempelajari menggunakan alat tenun tersebut. Menurutnya, selain  ATBM lebih nyaman digunakan, hasil tenunan juga memiliki ukuran yang lebih optimal dibanding kain tenun hasil gedokan. “Kain tenun hasil gedokan memiliki ukuran panjang dua meter dan lebar sekitar tujuh puluh lima hingga delapan puluh sentimeter, sedangkan ATBM lebar kain seratus dua puluh sentimeter dengan panjang kain sesuai keinginan,” tutur Dewi.

[caption id="attachment_409350" align="aligncenter" width="300" caption="Aneka Produk Fashion Ulos (Sumber Foto: @fitmanalu.dok)"]

14287489222106008173
14287489222106008173
[/caption]

Pengunjung yang mengamati aksi penenun muda ini terlihat mengagumi tangannya yang cekatan membuat motif pada kain dengan benang piscos warna-warni. Pertanyaan demi pertanyaan pengunjung dijawabnya dengan ramah. Rupanya ia sedang membuat motif kukusan pada kain yang akan dijadikan sebagai bakal kemeja. Memang, saat ini motif ulos sudah mengalami pergeseran pemakaian. Tidak hanya untuk keperluan adat saja, namun sudah diaplikasikan pada produk fashion seperti tas, dompet, kemeja, hingga selendang dan kain pelengkap busana kebaya.

Pengrajin Ukiran Kayu

Sejak tahun 1997, Edi Marasi Sirait sudah menggeluti ukiran kayu khas Batak secara otodidak. Pria berusia 49 tahun ini memiliki kios suvenir di Desa Siallagan. Selain itu, ia juga memasok ukiran kayu buatannya ke kios-kios tetangga. Salah satu inovasi beliau adalah menciptakan cat khusus agar ragam gantungan kunci buatannya memiliki warna-warni yang cerah. Malah, sebagian teman-temannya sesama pengrajin ukiran kayu juga memesan cat tersebut padanya.

[caption id="attachment_409353" align="aligncenter" width="300" caption="Pengrajin Ukiran Kayu Sedang Memahat (Sumber Foto: @fitmanalu.dok)"]

14287490471399153710
14287490471399153710
[/caption]

Selain gantungan kunci, Bapak Edi juga membuat papan nama, alat musik kecapi (baca: hasapi), aneka patung, miniatur rumah adat, dan ragam ukiran lainnya. Gantungan kunci bisa ia kerjakan sebanyak seratus buah per hari. Sedangkan untuk ukiran patung berukuran mini, bisa ia selesaikan sebanyak dua pasang per harinya. Namun untuk membuat alat musik kecapi, ia membutuhkan waktu hingga tiga hari. Hal itu dikarenakan sulitnya membuat kecapi yang menghasilkan suara benar-benar merdu.

[caption id="attachment_409354" align="aligncenter" width="300" caption="Pengrajin Ukiran Kayu sedang Mengukir Nama (Sumber Foto: @fitmanalu.dok)"]

1428749144885233249
1428749144885233249
[/caption]

Sehari-harinya pengrajin ukiran kayu ini menggunakan pisau ukir, gergaji biasa, gergaji triplek dan alat pahat untuk mengukir. Tapi selama Pekan Raya Sumatera Utara berlangsung, pengunjung beliau berada di paviliun Samosir. Tidak hanya untuk aksinya mengukir, pengunjung juga boleh memesan ukiran nama di ukiran hasil karyanya tanpa dikenakan biaya tambahan.

Kopi Losung

Jika benar-benar penikmat kopi sejati, cobalah kopi yang satu ini. Aroma kopi Arabica yang dihaluskan dengan menggunakan lesung ini pasti akan memikat anda. Dikemas dalam kemasan seratus dan dua ratus gram, harga kopi relatif terjangkau, tidak lebih dari tiga puluh ribu rupiah per kemasan. Soal rasa tak perlu diragukan. Pecinta kopi dijamin tidak akan kecewa.

[caption id="attachment_409356" align="aligncenter" width="500" caption="Kopi Losung Bercitarasa Nikmat (Sumber Foto: @fitmanalu.dok)"]

14287492431413290242
14287492431413290242
[/caption]

Kopi yang berasal dari Lintongnihuta, Kecamatan Ronggur Nihuta ini, sudah dipamerkan sejak tahun lalu. Dengan tampilan kemasan yang lebih menarik tahun ini, kopi ini berhasil menarik perhatian pengunjung untuk membelinya sebagai buah tangan dari paviliun Samosir.

Selain hal-hal menarik di atas, jangan lupa untuk mengulik pariwisata di paviliun ini. Peta objek wisata berikut film mengenai wisata unggulan di Samosir bisa ditemui di sini. Petugas dari instansi terkait akan menjawab keingintahuan pengunjung tentang segala hal yang berhubungan dengan pariwisata di Samosir. Jangan ragu untuk bertanya. Terutama tentang jadwal event-event yang diselenggarakan sepanjang tahun 2015. Siapa tahu, anda bisa mengatur jadwal cuti liburan ke Samosir.

Jadi bagaimana? Sudah siap mengunjungi Pekan Raya Sumatera Utara ke-44 bersama keluarga? Jangan lupa mampir ke paviliun Samosir dan menemukan hal-hal menarik di sana. Horas!

***

Samosir, 11 April ’15 (Tepian DanauMu)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun