Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Bidadari Mana yang Ingin Kau Temui?

20 Mei 2018   16:24 Diperbarui: 21 Mei 2018   02:46 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: blumaize.net

Mereka bergantian menyalami dan memelukmu. Orang-orang dewasa keluar dari rumah besar itu lalu bergabung dan menjabat erat tanganmu. Semua orang tenggelam dalam kegembiraan. Kau melalui malam pertamamu dalam rumah besar itu di balik selimut tebal. Malam itu, kau bermimpi orangtuamu telah bertemu bidadari.

***

Bukit kecil menjadi saksi hari-hari yang kau lalui. Kau bersama kawan-kawanmu memetik waktu mulai matahari terbit hingga senja menua. Orang-orang dewasa meyakinkanmu, bahwa keinginanmu akan segera menjadi kenyataan. Kau hanya perlu mengorbankan masa kanak-kanakmu di atas bukit bersama mereka. Orang-orang dewasa itu mengajari kalian banyak hal, terutama tentang kesetiaan dan semangat untuk berkorban.

Ketika kau dan kawan-kawanmu terluka, keinginan untuk bertemu bidadari segera menyembuhkan luka itu. Adakalanya, kau merindukan rumah yang telah kau tinggalkan. Namun, orang-orang dewasa itu terus meyakinkanmu, bahwa semua pengorbanan adalah hal yang setimpal. Setiap malam-sebelum kelopak matamu terpejam-kau mengenang punggung ayah dan ibumu menjauh pada malam itu.

Pada suatu senja, seseorang yang dulu tak kau kenali mengajakmu pergi meninggalkan rumah besar di atas bukit untuk mengunjungi dunia luar. Ia mengajakmu melihat kekacauan maha besar. Orang-orang bertikai dan saling menghancurkan. Kau terkejut melihat semua itu. Hal yang jauh berbeda dengan kedamaian di bukit kecil yang kau tinggali.

"Kita adalah pejuang. Kita ditugaskan untuk menghukum orang-orang yang menyebabkan kekacauan ini." Seseorang yang dulu tak kau kenali memandangmu dengan penuh kesungguhan. "Kau akan melakukan pengorbanan terakhir. Ingatlah, bidadari sedang menunggumu."

Kau mengangguk. Tugas untuk menghukum mereka yang membuat kekacauan adalah hal yang sungguh mulia. Kau tak sabar menanti hari pengorbanan itu tiba. Keyakinanmu kian menjulang. Saat berhenti sejenak untuk membasuh muka di sebuah telaga dalam perjalanan pulang, kau melihat pantulan wajah seorang pemuda.

***

Hari untuk bertemu bidadari akhirnya tiba. Kau melangkah cepat dengan dada membusung. Mereka yang menyebabkan kekacauan berada di depanmu. Kau akan menghukum mereka sebagai seorang pejuang.

"Berhenti!" Mereka mencoba menghalangi langkahmu. Kau terus merangsek maju. Mereka tak mampu menghentikanmu. Kau melangkah semakin dekat. Orang-orang menjerit ketakutan dan berlarian. Sesaat kemudian, ratusan gambar-gambar bidadari dari masa kanak-kanakmu berhamburan di udara.

Bidadari mana yang ingin kau temui?

Sebuah pertanyaan terdengar menggema. Namun, kau tak pernah bisa menjawabnya.

***

Tepian DanauMu, 20 Mei 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun