Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Inilah Lima Karya Fiksi Istimewa Sepanjang Tahun 2017

25 Desember 2017   23:22 Diperbarui: 26 Desember 2017   11:40 1858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompasiana.com

Saat membaca paragraf demi paragraf cerpen ini, pembaca akan menemukan jejalan kebingungan, ketidakyakinan, dan ketidakpahaman sang tokoh utama (aku). Adakalanya "aku" melupakan sesuatu hal, lalu di lain waktu, "aku" frustrasi dan memaki dirinya. Hal-hal inilah yang membuat sisi humor dari cerpen ini semakin mencuat.

Penulis menutup cerpen ini dengan kejutan. Setting cerita yang bermula di Taman Elias, ternyata berakhir di situ pula. Tokoh aku berhasil mengingat larik sajak yang dilupakannya yang tak lain adalah karya Andi Wi (penulis cerpen ini).

Selengkapnya

4. Tersesat

Saya merasa harus memasukkan puisi naratif karya Mim Yudiarto ini ke dalam 5 (lima) karya fiksi paling istimewa sepanjang tahun 2017 ini. Alasannya sederhana: puisi yang sarat keresahan ini merupakan cermin laku manusia sehari-harinya. Bahwa siapa saja bisa berbuat baik. Tetapi, sebaik-baiknya berbuat baik, suatu ketika, bisa saja kita sedang atau pernah tersesat.

Aku tersadar tiba-tiba. Guyuran air itu menikam begitu dalam di dada. Tak boleh ada sedikit pun jeda dalam memperhatikan dunia. Setiap detik itu sangat berharga.

Air bisa menyadarkan orang yang sedang terlelap. Lalu bagaimana bila "air" itu akhirnya menikam perasaan kita begitu dalam? Hal itu mungkin terjadi jika kita mencermati apa yang terjadi di sekeliling kita. Lebih peka terhadap masalah-masalah sosial atau kemanusiaan. Karena kita adalah makhluk sosial yang dibutuhkan juga membutuhkan sesama manusia.

Lalu, setelah berbuat baik, apakah kita sudah menjadi pemilik hakiki kehidupan? Tidak semudah itu. Karena mungkin kita akan menemukan persimpangan dan keliru memilih jalan. Tersesat. Untuk itulah Tuhan ada, agar kita dimudahkan untuk menemukan jalan pulang.

Selengkapnya

5. Masa Lalu, Kota dan Aku

Santaplah cerpen ini dan bayangkan anda sedang bersiap untuk menikmati menu makan malam lengkap: appetizer, main course dan ditutup dengan dessert. Penggambaran setting menjadi salah satu kekuatan cerpen ini: "Sebuah bentang archipelago, pesisir, pasir memanjang dengan gelombang yang setia, membawa udara asin pecah di paka-paka ombak. Senja yang selalu merah di garis batas cakrawala. Pada mulanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun