Fitri HidayatiÂ
Keheningan pagi ini tiba-tiba terusik. Suara gemuruh diselingi beberapa ledakan yang mengerikan memecah keheningan. Bau tak sedap mulai tercium. Semua orang berhamburan keluar rumah diliputi perasaan mencekam.
" Pertamina mbledooos! Â Pertamina mbledooos!"
Seorang lelaki setengah baya, lari terbirit-birit sambil berteriak-teriak. Wajahnya tampak cemas. Kaki, tangan, dan bajunya berlumuran lumpur.
" Hai Kang, ngomong yang jelas!" Â Seorang penduduk berusaha menghentikannya.
Laki-laki itu tak mampu menjawab. Wajahnya tampak pucat. Hanya tangannya yang bergerak, menunjuk ke atas. Semua pandangan mengikuti arah telunjuknya.
Tampak semburat api menjilat-njilat langit dengan ganas. Kepulan asap hitam  membumbung ke angkasa. Rupanya sumber dentuman tadi berasal dari sumur eksplorasi Pertamina yang ada di Desa Wado.
" Ngungsiiii !"
Terdengar sebuah komando dengan tiba-tiba, dan spontan menggegerkan warga. Bagai tersengat kalajengking masyarakat segera menyebar menyelematkan diri.
Hiruk pikuk di sela tangisan anak-anak dan wanita membuat suasana semakin kacau. Ada yang langsung berlari menyelamatkan anak-anaknya.
Beberapa orang ada yang kembali ke rumah mengambil barang-barang berharga. Para lelaki menyelamatkan binatang ternak. Lautan manusia bergelombang menjauhi lokasi ledakan.