Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kering Kerontang di Tanah Surga

20 Mei 2018   06:44 Diperbarui: 23 Mei 2018   05:00 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Fitri Hidayati 

Keheningan pagi ini tiba-tiba terusik. Suara gemuruh diselingi beberapa ledakan yang mengerikan memecah keheningan. Bau tak sedap mulai tercium. Semua orang berhamburan keluar rumah diliputi perasaan mencekam.

" Pertamina mbledooos!  Pertamina mbledooos!"

Seorang lelaki setengah baya, lari terbirit-birit sambil berteriak-teriak. Wajahnya tampak cemas. Kaki, tangan, dan bajunya berlumuran lumpur.

" Hai Kang, ngomong yang jelas!"  Seorang penduduk berusaha menghentikannya.

Laki-laki itu tak mampu menjawab. Wajahnya tampak pucat. Hanya tangannya yang bergerak, menunjuk ke atas. Semua pandangan mengikuti arah telunjuknya.

Tampak semburat api menjilat-njilat langit dengan ganas. Kepulan asap hitam  membumbung ke angkasa. Rupanya sumber dentuman tadi berasal dari sumur eksplorasi Pertamina yang ada di Desa Wado.

" Ngungsiiii !"

Terdengar sebuah komando dengan tiba-tiba, dan spontan menggegerkan warga. Bagai tersengat kalajengking masyarakat segera menyebar menyelematkan diri.

Hiruk pikuk di sela tangisan anak-anak dan wanita membuat suasana semakin kacau. Ada yang langsung berlari menyelamatkan anak-anaknya.

Beberapa orang ada yang kembali ke rumah mengambil barang-barang berharga. Para lelaki menyelamatkan binatang ternak. Lautan manusia bergelombang menjauhi lokasi ledakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun