" Mohon maaf Bu, kelompok kami ingin tampil maksimal. Mohon Ibu izinkan. Semoga kami tidak mengecewakan.
Belum sempat aku menjawab, Alvian memprotes dengan lantang.
" Mohon maaf Bu, saya tidak setuju. Tidak boleh ada pengecualian. Tidak hanya kelompok Zeda yang ingin tampil maksimal. Â Semua kelompok juga ingin menampilkan yang terbaik. Sebaiknya kita kembalikan pada kesepakatan awal. "
Penilaian aku tangguhkan sementara. Kami segera mendiskusikan secara cepat. Kesepakatan baru yang kami peroleh, kami tetap melanjutkan penilaian dengan cara mengundi urutan maju. Undianpun dilakukan dan ternyata kelompok Zeda mendapat urutan tampil paling akhir.
Riuh tepuk tangan menggema menandai berakhirnya penampilan tiap kelompok. Penampilan mereka  maksimal dan sangat menghibur tak terasa sudah sampai pada kelompok lima.  Namun saat cerita mereka berakhir bersamaan denganitun pula  bel istirahat berbunyi. Zeda tampak lega karena kelompok mereka bisa menangguhkan penampilannya esok pagi.
Setelah menutup pelajaran, siswa segera berhamburan untuk berganti pakaian. Sebagian langsung ke kantin. Zeda tampak masih menungguku. Tampaknya dia ingin berbincang empat mata.
" Ibu, terima kasih sudah mengizinkan Zeda tampil besuk Bu. Mohon maaf sudah membuat Ibu repot."
" Oh, nyantai aja Mas, bukankah ini juga merupakan kesepakatan teman-temanmu."
" Zeda mohon maaf bila selama ini banyak mengecewakan Ibu."
" Oh, ya. Ibu juga mohon maaf atas segala salah . Juga makasih banget Mas Zeda sudah sering membantu Ibu."
" Sama-sama Bu. Maakasih atas bimbingannya selama ini. Zeda tak mungkin bisa membalasnya."