Mohon tunggu...
FITRI HIDAYAH
FITRI HIDAYAH Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Sosial PKH

IAM THE ORDINARY ONE WHO REALLY WANT TO BE SPECIAL, BERUSAHA MENGUBAH SEMUA LELAH MENJADI LILLLAH AGAR MENJADI BERKAH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Magic Dakon, Alternatif Teknik Pembelajaran Bahasa Inggris

20 Maret 2019   10:25 Diperbarui: 20 Maret 2019   10:32 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, permainan tradisional tersebut berlaku sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan media pembelajaran ini menjadi sarana yang dapat mendukung adanya kesetaraan dalam memadukan budaya  dan pendidikan.

Contoh dari permainan tradisional tersebut adalah dakon. Permainan yang sering juga disebut dakon yang pada jaman dulu sangat populer di kalangan orang tua kita, sehingga sering dijumpai karena merupakan  dolanan atau permainan anak tradisional memiliki filosofi tinggi dan bermanfaat bagi perkembangan sekaligus pertumbuhan anak ini, sudah bukan lagi menjadi permainan favorit anak jaman sekarang. Banyak anak yang sama sekali tidak mengenal permainan dakon ini. Sungguh ironis, bukan?

 Sebuah kekayaan budaya karya leluhur kita yang seharusnya sangat kita jaga keberadaannya, semakin hari semakin dilupakan. Hal inilah yang bisa dijadikan senjata oleh negara lain untuk merampas kebudayaan Indonesia. Contoh pada peristiwa yang lalu, ada perampasan hak milik budaya Indonesia oleh negara tetangga. 

Setelah itu, barulah berbondong-bondong masyarakat Indonesia berontak. Ini adalah salah satu contoh kesalahan fatal sebagai buah dari kelalaian kita dalam melestarikan budaya sendiri. Sudah saatnya kita mengemban tugas untuk berusaha selalu melestarikan budaya tradisional Indonesia agar tidak punah.

Untuk seorang pemuda yang (dulu pernah) berprofesi sebagai seorang pendidik, media pembelajaran dengan permainan tradisional dakon yang dikombanisikan dengan magic cards  sehingga menghasilkan permainan yang disebut magic dakon ini dapat digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. 

Permainan ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran yang interaktif, efektif, menyenangkan, dan mendidik karena di dalam melakukan permainan ini banyak manfaat yang akan didapat. 

Selain sebagai wahana belajar dan bermain, media ini juga dapat mengenalkan kepada peserta didik bahwa permainan dakon merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Dengan begitu, kelestarian budaya dapat terus terjaga dan pendidikan dapat terus berjalan guna meraih prestasi yang diinginkan.

Relevansi Permainan Magic Dakon dalam Pembelajaran Bahasa Inggris yang Dapat Digunakan Pemuda Indonesia (Khususnya Para Guru SD) untuk Mengajarkan Wawasan Global dan Kearifan Lokal dalam Satu Waktu

Magic dakon adalah gabungan dari 2 (dua) kata, yaitu, dakon dan magic cards. Dakon atau sering juga disebut dakon, membutuhkan dua alat, yaitu papan dakon yang memiliki 16 lubang, masing-masing 7 lubang di depan dan belakang serta 1 lubang di pojok kanan dan kiri (atau bisa juga digambar sendiri pada kertas karton) dan tentu saja biji sawo (atau batu-batu kecil yang telah dicuci bersih dan diwarnai) untuk mengisi lubang-lubang tersebut. Sedangkan magic cards yang dimaksud di sini adalah sekumpulan kartu (dengan bentuk yang disesuaikan) yang berisi 1 (satu) kata tentang ciri-ciri suatu benda dalam Bahasa Inggris. 

Media pembelajaran permainan magic dakon dapat digunakan untuk mengenal angka, warna dasar, dan ciri-ciri suatu benda dalam Bahasa Inggris oleh siswa SD. Angka dan warna dasar dalam permainan magic dakon ini dapat melatih kemampuan speaking, pronunciation, vocabulary, dan listening mereka.  

Selain itu, susunan kata dalam magic cards juga bisa melatih grammar dasar mereka dan bagi tim yang kalah juga bisa mengembangkan translation skill mereka, karena tim yang kalah diharuskan untuk menggubah lagu Indonesia ke dalam Bahasa Inggris yang akhirnya dinyanyikan di depan kelas sebagai punishment (hukuman). Hal ini juga bisa melatih mental mereka tentu saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun