Mohon tunggu...
Fitri Hariyanti
Fitri Hariyanti Mohon Tunggu... Statistician

"Exchanging ideas and narratives in various areas of life"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dari Sesak Napas Hingga Fakta Mengejutkan: Ketika Dokter Menyarankan Cek Vitamin D

23 September 2025   04:30 Diperbarui: 23 September 2025   04:33 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.merdeka.com/

Sebagai seseorang yang menganggap diri cukup peduli dengan kesehatan, saya benar-benar terkejut ketika mulai mengalami gejala atau keluhan yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Setiap kali menaiki tangga ke lantai dua atau tiga di tempat saya bekerja, saya merasakan sesak napas yang tidak biasa disertai detak jantung yang cepat. Kekhawatiran akan adanya masalah pada jantung pun langsung muncul dalam pikiran, mendorong saya untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter spesialis penyakit dalam.

Yang cukup mengejutkan, setelah melakukan pemeriksaan awal, dokter tidak langsung merekomendasikan pemeriksaan jantung yang rumit dan mahal. Sebaliknya, beliau justru meminta saya untuk melakukan pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah, meskipun biaya tes tersebut juga tergolong tinggi walau tidak semahal pemeriksaan menyeluruh. Dengan hasil kadar vitamin D 7,75 mg/dL menunjukkan bahwa saya mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin D berat, jauh di bawah batas normal, dan sangat beresiko terhadap Kesehatan. Suatu kondisi yang ternyata banyak dialami oleh masyarakat modern saat ini meski sering tidak disadari.

Mengapa Vitamin D Sangat Penting bagi Tubuh Kita?

Selama ini, sebagian besar orang termasuk saya memahami vitamin D hanya sebagai nutrisi penting bagi kesehatan tulang. Namun, kenyataannya vitamin D memiliki fungsi yang lebih kompleks dan krusial dari sekadar itu. Saat ini, para ahli mengetahui bahwa vitamin D berperan lebih mirip hormon yang memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh secara keseluruhan.

Penelitian terbaru dalam Jurnal Nutrients tahun 2020 menunjukkan bahwa vitamin D memiliki peran vital dalam mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Studi tersebut menjelaskan bagaimana vitamin D membantu mengatur respons imun dan menurunkan peradangan. Selain itu, penelitian di Journal of Affective Disorders juga menemukan hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dengan peningkatan risiko depresi dan gangguan suasana hati.

Temuan yang paling relevan dengan pengalaman saya adalah tentang peran vitamin D dalam mendukung fungsi paru-paru dan kesehatan kardiovaskular. Sebuah penelitian di International Journal of Cardiology menunjukkan adanya hubungan antara defisiensi vitamin D dengan gangguan pada fungsi otot pernapasan serta otot jantung. Hal ini mungkin menjelaskan keluhan sesak napas yang saya alami saat beraktivitas fisik karena kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelemahan otot-otot termasuk mereka yang digunakan untuk bernapas.

Cahaya Matahari: Nutrisi Gratis yang Justru Banyak Dilupakan

Hal yang paling mengejutkan dari seluruh pengalaman ini adalah paradoks yang terjadi di masyarakat modern. Vitamin D sebenarnya merupakan nutrisi yang paling mudah didapatkan secara gratis dari sinar matahari pagi. Namun, gaya hidup masyarakat saat ini justru membuat banyak orang kekurangan vitamin penting ini.

Aktivitas yang terlalu banyak dilakukan di dalam ruangan menjadi salah satu faktor utama penyebab kekurangan vitamin D. Sebagian besar orang modern saat ini menghabiskan lebih dari 90% waktunya di dalam ruangan, entah untuk bekerja, beristirahat, atau sekadar beraktivitas sehari-hari. Ditambah lagi, penggunaan tabir surya yang memang penting untuk melindungi kulit dari risiko kanker, tanpa disadari juga bisa mengurangi kesempatan tubuh menyerap vitamin D secara optimal

Kurangnya asupan makanan yang kaya vitamin D juga memperparah masalah ini. Sementara itu, mereka yang tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari terbatas, baik karena kondisi geografis maupun polusi udara, menghadapi risiko defisiensi yang lebih besar lagi. Data dari Indonesian Nutritional Health Study tahun 2021 mengungkapkan bahwa lebih dari 60% populasi urban Indonesia mengalami kekurangan vitamin D dengan berbagai tingkat keparahan. Angka ini cukup mencengangkan mengingat Indonesia adalah negara tropis dengan sinar matahari berlimpah.

Anjuran Praktis untuk Meningkatkan Kadar Vitamin D

Berdasarkan pengalaman saya dan anjuran medis yang diterima, berikut adalah rekomendasi praktis yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kadar vitamin D:

Pertama, usahakan untuk mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup secara teratur. Waktu terbaik untuk berjemur adalah antara pukul 9-10 pagi selama 15-30 menit, minimal 3-4 kali dalam seminggu (meskipun secara realitasnya mungkin agak sulit dilakukan mengingat di jam-jam tersebut merupakan jam kerja dimana kita masih sibuk berkutat di depan komputer atau laptop kantor). Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Pharmacology and Pharmacotherapeutics, paparan sinar matahari pada jam tersebut memberikan intensitas UVB yang optimal untuk produksi vitamin D tanpa risiko kerusakan kulit yang berlebihan.

Kedua, perbaiki pola makan dengan memasukkan sumber-sumber alami vitamin D. Ikan berlemak seperti salmon, makarel, dan tuna merupakan pilihan sempurna. Kuning telur, produk susu yang diperkaya vitamin D, dan jamur yang telah terpapar sinar UV juga dapat menjadi pilihan baik. The National Institutes of Health merekomendasikan konsumsi makanan kaya vitamin D secara teratur sebagai bagian dari strategi menjaga kadar vitamin D yang optimal.

Ketiga, pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D jika diperlukan, terutama setelah berkonsultasi dengan dokter. Penting untuk melakukan pemeriksaan kadar vitamin D terlebih dahulu untuk menentukan dosis yang tepat. The Endocrine Society Clinical Practice Guidelines merekomendasikan suplementasi vitamin D dengan dosis yang disesuaikan dengan tingkat defisiensi dan kondisi kesehatan individu.

Keempat, evaluasi gaya hidup secara keseluruhan. Kurangi waktu yang dihabiskan di dalam ruangan secara terus-menerus dan usahakan untuk melakukan aktivitas fisik di luar ruangan ketika memungkinkan. Bahkan kegiatan sederhana seperti berjalan kaki di sekitar lingkungan rumah pada pagi hari dapat memberikan manfaat ganda untuk kesehatan fisik dan peningkatan vitamin D.

Pelajaran Berharga dari Pengalaman Pribadi

Pengalaman ini mengajarkan kita sebuah pelajaran berharga: sering kali masalah kesehatan yang terlihat rumit dan bahkan menakutkan sebenarnya berawal dari hal-hal sederhana yang tanpa sadar kita abaikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah vitamin D. Selama ini, banyak orang menganggap vitamin D hanya sebatas nutrisi untuk menjaga tulang tetap kuat, padahal perannya jauh lebih besar dari itu. Vitamin D berkontribusi dalam menjaga daya tahan tubuh, kesehatan jantung, hingga kestabilan suasana hati. Dengan kata lain, sesuatu yang tampak sepele justru bisa menjadi kunci penting bagi kesehatan kita secara menyeluruh, sehingga tidak lagi layak untuk dipandang sebelah mata..

Para ahli sekarang semakin menyadari pentingnya vitamin D bagi kesehatan secara keseluruhan. dr. Michael Holick, profesor dari Boston University Medical Center yang dikenal sebagai pakar vitamin D terkemuka dunia, dalam bukunya "The Vitamin D Solution" menekankan bahwa defisiensi vitamin D tidak hanya memengaruhi kesehatan tulang tetapi juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko berbagai penyakit kronis termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes, dan bahkan beberapa jenis kanker.

Mungkin sudah saatnya kita lebih memperhatikan kecukupan vitamin D, tidak hanya untuk kesehatan tulang tetapi untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh. Konsultasi dengan dokter dan pemeriksaan sederhana dapat membantu mengetahui status vitamin D kita, sehingga bisa mengambil langkah tepat untuk menjaga kesehatan optimal.

Yang tidak kalah penting, pengalaman ini juga menyadarkan kita bahwa solusi kesehatan terbaik sering kali tidak datang dari sesuatu yang rumit atau mahal, melainkan dari hal-hal sederhana yang sudah tersedia di sekitar kita secara cuma-cuma. Salah satunya adalah sinar matahari pagi, yang dengan hangat dan lembut menyentuh kulit, membantu tubuh kita memproduksi vitamin D secara alami. Sayangnya, karena kesibukan kerja, rutinitas di dalam ruangan, atau gaya hidup yang serba terburu-buru, kita seringkali melewatkan momen berharga ini. Mungkin sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri: kapan terakhir kali kita benar-benar meluangkan waktu untuk sekadar menikmati hangatnya sinar matahari pagi? Dan, Sudahkah Anda mendapatkan cukup paparan sinar matahari pagi hari ini?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun