Sebagai seseorang yang menganggap diri cukup peduli dengan kesehatan, saya benar-benar terkejut ketika mulai mengalami gejala atau keluhan yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Setiap kali menaiki tangga ke lantai dua atau tiga di tempat saya bekerja, saya merasakan sesak napas yang tidak biasa disertai detak jantung yang cepat. Kekhawatiran akan adanya masalah pada jantung pun langsung muncul dalam pikiran, mendorong saya untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter spesialis penyakit dalam.
Yang cukup mengejutkan, setelah melakukan pemeriksaan awal, dokter tidak langsung merekomendasikan pemeriksaan jantung yang rumit dan mahal. Sebaliknya, beliau justru meminta saya untuk melakukan pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah, meskipun biaya tes tersebut juga tergolong tinggi walau tidak semahal pemeriksaan menyeluruh. Dengan hasil kadar vitamin D 7,75 mg/dL menunjukkan bahwa saya mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin D berat, jauh di bawah batas normal, dan sangat beresiko terhadap Kesehatan. Suatu kondisi yang ternyata banyak dialami oleh masyarakat modern saat ini meski sering tidak disadari.
Mengapa Vitamin D Sangat Penting bagi Tubuh Kita?
Selama ini, sebagian besar orang termasuk saya memahami vitamin D hanya sebagai nutrisi penting bagi kesehatan tulang. Namun, kenyataannya vitamin D memiliki fungsi yang lebih kompleks dan krusial dari sekadar itu. Saat ini, para ahli mengetahui bahwa vitamin D berperan lebih mirip hormon yang memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh secara keseluruhan.
Penelitian terbaru dalam Jurnal Nutrients tahun 2020 menunjukkan bahwa vitamin D memiliki peran vital dalam mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Studi tersebut menjelaskan bagaimana vitamin D membantu mengatur respons imun dan menurunkan peradangan. Selain itu, penelitian di Journal of Affective Disorders juga menemukan hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dengan peningkatan risiko depresi dan gangguan suasana hati.
Temuan yang paling relevan dengan pengalaman saya adalah tentang peran vitamin D dalam mendukung fungsi paru-paru dan kesehatan kardiovaskular. Sebuah penelitian di International Journal of Cardiology menunjukkan adanya hubungan antara defisiensi vitamin D dengan gangguan pada fungsi otot pernapasan serta otot jantung. Hal ini mungkin menjelaskan keluhan sesak napas yang saya alami saat beraktivitas fisik karena kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelemahan otot-otot termasuk mereka yang digunakan untuk bernapas.
Cahaya Matahari: Nutrisi Gratis yang Justru Banyak Dilupakan
Hal yang paling mengejutkan dari seluruh pengalaman ini adalah paradoks yang terjadi di masyarakat modern. Vitamin D sebenarnya merupakan nutrisi yang paling mudah didapatkan secara gratis dari sinar matahari pagi. Namun, gaya hidup masyarakat saat ini justru membuat banyak orang kekurangan vitamin penting ini.
Aktivitas yang terlalu banyak dilakukan di dalam ruangan menjadi salah satu faktor utama penyebab kekurangan vitamin D. Sebagian besar orang modern saat ini menghabiskan lebih dari 90% waktunya di dalam ruangan, entah untuk bekerja, beristirahat, atau sekadar beraktivitas sehari-hari. Ditambah lagi, penggunaan tabir surya yang memang penting untuk melindungi kulit dari risiko kanker, tanpa disadari juga bisa mengurangi kesempatan tubuh menyerap vitamin D secara optimal
Kurangnya asupan makanan yang kaya vitamin D juga memperparah masalah ini. Sementara itu, mereka yang tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari terbatas, baik karena kondisi geografis maupun polusi udara, menghadapi risiko defisiensi yang lebih besar lagi. Data dari Indonesian Nutritional Health Study tahun 2021 mengungkapkan bahwa lebih dari 60% populasi urban Indonesia mengalami kekurangan vitamin D dengan berbagai tingkat keparahan. Angka ini cukup mencengangkan mengingat Indonesia adalah negara tropis dengan sinar matahari berlimpah.
Anjuran Praktis untuk Meningkatkan Kadar Vitamin D