Mohon tunggu...
Fitri Auliani
Fitri Auliani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi Universitas Syiah Kuala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuk kenali Fakta dan Ciri-ciri Kecanduan Smartphone

18 Mei 2019   21:32 Diperbarui: 18 Mei 2019   21:43 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang signifikan sehingga menjadikan smartphone sebagai alat komunikasi pokok yang memengaruhi persoalan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain sebagai alat komunikasi, smartphone juga digunakan untuk mengakses internet, media sosial, bermain game, pemutar media, kamera digital, dan navigasi berbasis GPS. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haug, Castro, Kwon, Filler, Kowatsch dan Schaub pada tahun 2015 yang menyebutkan bahwa alasan individu menggunakan smartphone ialah untuk mengakses informasi, komunikasi, pendidikan, dan hiburan melalui fitur-fitur yang disediakan smartphone.

Smartphone juga telah digunakan oleh berbagai kalangan usia. Hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Riset Digital Marketing Emarketer pada tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat 4,55 miliyar pengguna ponsel di seluruh dunia dan 1,75 miliyar diantaranya adalah pengguna smartphone. Indonesia merupakan salah satu dari 12 negara dengan penggunaan smartphone tertinggi di dunia, yaitu sebesar 43% berdasarkan jumlah populasi. 

Pada tahun 2015 Lembaga  Riset Digital Marketing Emarketer menyebutkan bahwa pengguna smartphone di Indonesia akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2017 diperkirakan 74,9 juta menggunakan smartphone, kemudian pada tahun 2018 dan 2019 penggunaan smartphone di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 83,5 juta hingga 92 juta.

Lebih lanjut, hasil survei Deloitte (2014) menemukan bahwa jumlah pengguna smartphone terbanyak adalah usia 18-24 tahun, yaitu sebesar 80% dari semua usia pengguna. Maraknya penggunaan smartphone mengindikasikan isu kecanduan pada smartphone (Kwon, Lee, Won, Park, Min, Hahn, Gu, Choi, & Kim, 2013; Kibona & Mgaya, 2015).

Menurut O'brien (2010) kecanduan adalah suatu fenomena yang ditandai dengan panarikan diri, ketergantungan dan disertai dengan masalah sosial. Kecanduan memiliki dua bentuk, kecanduan zat, seperti alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, dan merokok dan kecanduan proses, seperti perjudian, belanja, makan, dan aktivitas sosial. Salah satu bentuk kecanduan proses yang dimaksud adalah kecanduan smartphone.

Kecanduan smartphone merupakan penggunaan smartphone secara berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari pengguna (Demirci, Akgonul, & Akpinar, 2015).

Lebih lanjut, Kwon, dkk., (2013) menambahkan bahwa kecanduan smartphone merupakan suatu bentuk keterikatan atau kecanduan terhadap smartphone yang memungkinkan terjadinya masalah sosial seperti halnya menarik diri dan kesulitan dalam performa aktivitas sehari-hari atau sebagai gangguan kontrol impuls terhadap diri seseorang.

Smart (2010) mengungkapkan bahwa seseorang yang dikatakan kecanduan jika menghabiskan waktu lebih dari 14 jam perminggu untuk menggunakan smartphone. Sehingga individu yang mengalami kecanduan smartphone dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain smartphone. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Infocomm Development Authority of Singapore (2008) penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk dalam kehidupan sehari hari, misalnya pejalan kaki yang menggunakan smartphone saat menyebrang jalan akan berisiko tertabrak mobil, kemudian perilaku menggunakan smartphone saat sedang mengemudi sangat berisiko mengalami kecelakaan, serta anak-anak dan remaja yang mengalami kecanduan smarphone sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan memiliki dampak kesehatan fisik dan masalah psikologis. Masalah kesehatan fisik yang ditimbulkan diantaranya, mata kering, penglihatan kabur, sakit pada pergelangan tangan, leher, punggung, nyeri pada jari-jari dan migren (Kwon, dkk., 2013; Park, Hong, Ha, & Yoo, 2013). Kemudian, masalah psikologis akibat penggunaan smartphone yang berlebihan ialah depresi, kecemasan, kesepian, dan masalah kualitas tidur (Griffiths, 1998; Bener & Bhugra, 2013; Lam, 2014; Demirci,  Akgonul, & Akpinar, 2015; Rehbein, Kliem, Baier, Moble, & Perty, 2015).

Kriteria yang tampak pada individu yang mengalami kecanduan smartphone diantaranya adalah adanya perubahan gaya hidup yang drastis untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain smartphone (Suler, 1999).

Alasan seseorang mengalami kecanduan smartphone 

        Bernroider, Krumay, dan Margiol (2014) dalam penelitiannya mengatakan bahwa salah satu alasan seseorang dapat mengalami smartphone addiction adalah karena penggunaan smartphone dapat meningkatkan perasaan bersenang-senang (having fun) dalam diri mereka. Hal ini dikarenakan adanya ketidakpuasan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga individu akan merasa terhibur dengan fitur-fitur yang disediakan smartphone.

Apa Saja ciri-ciri kecaduan smartphone?

Ciri pertama ialah terganggunya aktivitas sehari-hari, seperti mengalami kesulitan konsentrasi dalam kelas atau saat bekerja, sakit kepala ringan dan pandangan menjadi kabur, sakit pergelangan tangan atau di belakang leher, dan mengalami gangguan tidur.

Kedua, munculnya perasaan gembira dan kehilangan rasa tertekan atau stress ketika menggunakan smartphone, namun merasa kosong tanpa smartphone. Ketiga, munculnya rasa ketidaksabaran, resah atau gelisah apabila tidak ada smartphone, selalu teringat akan smartphone meskipun tidak menggunakannya, tidak pernah berhenti menggunakan smartphone dan menjadi tersinggung apabila diganggu saat sedang menggunakan smartphone.

Ciri keempat individu yang mengalami smartphone addiction adalah muculnya perasaan bahwa hubungan dengan teman yang dikenal melalui smartphone jauh lebih akrab daripada hubungan dengan teman-teman di kehidupan nyata. Ciri selanjutnya berkaitan dengan penggunaan smartphone secara berlebihan, misalnya lebih memilih mencari sesuatu lewat smartphone daripada meminta bantuan orang lain dan selalu mempersiapkan alat pengisi daya smartphone. Ciri terakhir berkaitan dengan usaha untuk mengontrol agar tidak menggunakan smartphone secara berlebihan akan tetapi selalu gagal.

Apa saja dampak negatif dari kecanduan smartphone bagi kehidupan Anda?

Dampak pertama adalah, kecanduan smartphone dapat meningkatkan kesepian dan depresi. Walaupun dengan menggunakan smartphone dapat menghilangkan perasaan seperti kesepian, depresi, atau rasa bosan, namun penggunaan  smartphone yang berlebihan juga dapat membuat individu merasa lebih buruk.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2014, didapatkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan media sosial yang tinggi dengan depresi dan kecemasan. Hal ini terutama terjadi pada remaja, pada masa remaja, individu cenderung membandingkan diri sendiri dengan rekan-rekan mereka di media sosial, sehingga menimbulkan perasaan kesepian dan depresi.

Dampak selanjutnya dari kecanduan smartphone adalah memicu kecemasan. Sebuah penelitian menemukan bahwa dengan adanya smartphone di tempat kerja cenderung membuat individu lebih cemas dan mengganggu perfomansi dan kinerja terhadap tugas yang diberikan. Semakin berat penggunaan telepon genggam seseorang, semakin besar kecemasan yang mereka alami.

Penggunaan smartphone secara berlebihan juga dapat meningkatkan stres. Menggunakan smartphone untuk keperluan pekerjaan atau tugas dan penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari sehingga individu akan merasa tertekan untuk selalu aktif memeriksa smartphonenya. Kebutuhan untuk selalu memeriksa dan menanggapi email atau pesan di smartphone dapat memicu stres, bahkan akan mengalami kelelahan yang berlebihan.

Dampak lainnya adalah dapat menurunkan kemampuan untuk berkonsentrasi dan berpikir secara mendalam atau kreatif. Bunyi notifikasi pada smartphone dapat mengalihkan perhatian individu dari tugas-tugas penting serta memperlambat pekerjaan.

Terakhir, penggunaan smartphone yang berlebihan dapat mengganggu tidur individu yang berdampak pada kesehatan mental secara keseluruhan. Hal ini dapat memengaruhi daya ingat, memengaruhi kemampuan untuk berpikir jernih, serta mengurangi keterampilan kognitif dan kegiatan belajar.

Tips untuk mengendalikan penggunaan smartphone secara berlebihan

  1. Temukan waktu yang tepat untuk menggunakan smartphone. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadwalkan penggunaan smartphone pada waktu-waku tertentu dalam sehari atau tentukan waktu untuk menggunakan smartphone setelah menyelesaikan tugas atau pekerjaan Anda.
  2. Matikan smartphone pada waktu-waktu tertentu dalam sehari. Hal ini dapat dilakukan saat sedang mengemudi, rapat, belajar, makan, atau saat bersama dengan keluarga atau dengan teman.
  3. Ganti penggunaan smartphone dengan aktivitas yang lebih sehat. Jika Anda bosan atau kesepian, akan sangat sulit untuk menahan penggunaan smartphone. Oleh karena itu, lakukan hal-hal yang dapat mengisi waktu sehingga mengurangi rasa bosan dan kesepian Anda, seperti bermeditasi, membaca buku, atau mengobrol dengan teman secara langsung.
  4. Buat peraturan saat sedang berkumpul dengan keluarga atau teman yaitu dengan mengumpulkan smartphone dan meletakkannya pada tempat tertentu.
  5. Hapus media sosial yang ada di smartphone Anda. Dengan menghapus berbagai media sosial di smartphone Anda, maka akan mengurangi penggunaan smartphone Anda. Selain itu, melihat postingan teman-teman di media sosial juga akan memengaruhi rasa percaya diri. Sehingga dengan menghapus media sosial, Anda akan mengurangi waktu utnuk membandingkan diri dengan orang lain.
  6. Batasi pemeriksaan smartphone. Jika Anda memeriksa smartphone secara berulang-ulang setiap menit, maka kurangilah aktivitas untuk memeriksa smartphone dengan membatasi waktu untuk memeriksa smartphone 15 menit sekali, jika Anda berhasil menahan untuk tidak memeriksa smartphone dalam waktu 15 menit, maka tingkatkan batasan waktu untuk memeriksa smartphone Anda menjadi 30 menit.
  7. Kendalikan rasa takut akan ketinggalan informasi. Membatasi penggunaan smartphone mungkin akan membuat Anda kehilangan beberapa informasi. Akan tetapi perlu di ingat bahwa, berita baru, informasi, atau pemberitahuan terbaru akan selalu diperbarui, dan sebagai seorang individu, sangat tidak mungkin bagi Anda untuk mampu mengetahui semua informasi terbaru yang beragam jenis.

Bagaimana cara membantu anak atau remaja yang kecanduan smartphone?

Bagi orangtua, mengurangi penggunaan smartphone pada anak akan sangat sulit, Jika pembatasan smartphone dilakukan dengan cara yang salah, maka hal ini akan menjadi boomerang bagi Anda, dimana hal ini akan menimbulkan kecemasan dan munculnya gejala penarikan diri pada anak Anda. Oleh karena itu, untuk mengurangi penggunaan smartphone pada anak dapat dilakukan dengan banyak cara, yaitu:

  1. Jadilah teladan yang baik. Anak memiliki kemampuan yang baik untuk meniru perilaku orangtua, sehingga sangat penting bagi Anda untuk mengelola penggunaan smartphone pribadi Anda dihadapan anak. Kemudian, kurangi penggunaan smartphone dirumah serta jangan sampai penggunaan smartphone Anda mengalihkan perhatian dari interaksi dengan anak Anda.
  2. Buat Zona "bebas smartphone". Batasi penggunaan smartphone  di area umum rumah Anda, seperti di meja makan, kamar tidur, dan sampaikan kepada anak untuk untuk mematikan smartphone saat waktu tidur.
  3. Dorong anak untuk melakukan aktivitas lain dan kegiatan sosial. Jauhkan anak dari layar smartphone serta kenalkan anak pada hobi atau kegiatan lain, seperti mengikuti klub olahraga, kesenian, atau klub-klub lainnya yang ada disekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun