Mohon tunggu...
FITRIANI KAHAR
FITRIANI KAHAR Mohon Tunggu... Dosen

Saya adalah Pribadi yang menarik, humble and friendly...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prevalensi Kadar Asam Urat dan Ureum Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Kraton Pekalongan Tahun 2022-2024

23 Juli 2025   12:30 Diperbarui: 23 Juli 2025   12:23 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Annisa Nadia Ummu Kaltsum & Fitriani Kahar

Dianggap sebagai salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia, penyakit ginjal kronik (PGK) dianggap bertanggung jawab atas hasil kesehatan yang buruk pada banyak penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Adapun penyakit menular yaitu tuberculosis (Fitriani et al., 2022). Glukosa menjadi sumber energi utama yang digunakan tubuh untuk mendukung berbagai aktivitas dan fungsi vitalnya (Fitriani, 2022). Ginjal berperan sebagai organ yang mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, serta berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan melindungi tubuh dari zat-zat berbahaya . Proses pengeluaran limbah di ginjal meliputi tiga tahap: filtrasi oleh glomerulus, reabsorpsi melalui tubuli, dan ekskresi oleh tubuli kolektivus. Pada penyakit ginjal kronik (PGK), terjadi penurunan massa dan fungsi ginjal, yang mengakibatkan gangguan dalam proses fisiologis ginjal, terutama dalam ekskresi limbah seperti asam urat, ureum, dan kreatinin.  Ketika ginjal mengalami kegagalan, kemampuannya untuk berfungsi sebagai alat ekskresi akan menurun. Juga, ekskresi ginjal, yang berfungsi untuk mengeluarkan limbah dari produk metabolisme, akan terganggu. Limbah dibuang untuk mencegah zat beracun masuk ke dalam tubuh. Ada amoniak, kreatinin, urea, dan asam urat.(Irawati et al., 2023)

Dampak dan Permasalahan yang terjadi karena gagal ginjal kronis (GGK) telah diakui sebagai salah satu penyebab kematian paling umum. Selain itu, penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit tidak menular yang telah meningkatkan angka kematian dalam dua dekade terakhir (Mustika et al., 2023).

Adapun Tujuan Khusus dari penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kadar asam urat dan ureum pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Kraton Pekalongan tahun 2022–2024 berdasarkan usia, jenis kelamin, dan Pendidikan.

Secara umum metode penelitian ini adalah deskriptif time series dengan pendekatan retrospektif. Data sekunder diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium kadar asam urat dan ureum.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang melakukan pemeriksaan Kadar Asam Urat dan Ureum di RSUD Kraton Pekalongan tahun 2022-2024.Hasil pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel untuk mempersentasekan hasil analisis dengan menggunakan teknik deskriptif disertai dengan narasi.

Proses Pengambilan Data
Proses Pengambilan Data

RSUD Kraton Pekalongan
RSUD Kraton Pekalongan

Hasil penelitian menunjukkan total 76 pasien gagal ginjal kronik. Pada tahun 2022 terdapat 12 pasien, 2023 sebanyak 23 pasien, dan 2024 sebanyak 41 pasien. Pada tahun 2022, mayoritas memiliki kadar asam urat dan ureum tinggi. Pola serupa terlihat pada tahun 2023 dan 2024, dengan peningkatan jumlah pasien, terutama pada 2024: 58,54% memiliki kadar asam urat tinggi dan 68,29% memiliki kadar ureum tinggi.


Karakteristik Responden tahun 2022
Karakteristik Responden tahun 2022

Tabel 1 diketahui tahun 2022 didapatkan responden kategori terbanyak laki-laki sebanyak 8 (66,67 %), didapatkan responden kategori terbanyak berusia lansia (>60 tahun) sebanyak 7 (58%), dan didapatkan responden kategori tebanyak Pendidikan tamat SD sebanyak 6 (50%).

Karakteristik Responden Tahun 2023
Karakteristik Responden Tahun 2023
Tabel 2, diketahui tahun 2023 didapatkan responden kategori terbanyak laki-laki sebanyak 14 (60,87%), didapatkan responden kategori terbanyak berusia dewasa (18-59 tahun) sebanyak 13 (57%), dan didapatkan responden kategori tebanyak Pendidikan tamat SD sebanyak 27 (65,85%).

Karakteristik Responden Tahun 2024
Karakteristik Responden Tahun 2024
Tabel 3, diketahui tahun 2024 didapatkan responden kategori terbanyak laki-laki sebanyak 14 (60,87%), didapatkan responden kategori terbanyak berusia dewasa (>60 tahun) sebanyak 23 (56%), dan didapatkan responden kategori tebanyak Pendidikan tamat SD sebanyak 20 (48,78%)

presentase Data Kadar Asam Urat dan Ureum Tahun 2022-2024
presentase Data Kadar Asam Urat dan Ureum Tahun 2022-2024
prensentase Kadar Asam Urat dan Ureum Tahun 2022-2024
prensentase Kadar Asam Urat dan Ureum Tahun 2022-2024
Berdasarkan table 4 dan gambar 1 didapatkan sebanyak 76 responden dari tahun 2022-2024. Rata-rata pemeriksaan kadar asam urat dan ureum pada pasien gagal ginjal pertahunnya yaitu pada tahun 2022 terbanyak untuk kadar asam urat sebanyak 11 (91,67%) yang kondisi kadar tinggi. Tahun 2023 untuk kadar asam urat sebanyak 19 (82,61%) yang kondisi tinggi. Tahun 2024 terbanyak untuk kadar asam urat sebanyak 24 (58,54%) yang kondisi tinggi. Tahun 2022 terbanyak untuk kadar ureum sebanyak 9 (75,00%) yang kondisi tinggi. Tahun 2023 untuk kadar ureum sebanyak 16 (69,57%) yang kondisi tinggi.. Tahun 2024 untuk kadar ureum sebanyak 28 (68,29%) yang kondisi tinggi. Tahun 2024 responden terbanyak yang melakukan pemeriksaan kadar asam urat dan ureum karena pada tahun 2024 juga responden terbanyak dibandingkan tahun 2022 dan 2023.

Penelitian ini melibatkan 76 pasien gagal ginjal kronik di RSUD Kraton, Pekalongan pada tahun 2022–2024 yang diperiksa kadar asam urat dan ureumnya. Sebagian besar pasien menunjukkan kadar asam urat tinggi setiap tahun, dengan proporsi tertinggi pada 2024 sebanyak 24 (58,54%). Hasil ini sejalan dengan penelitian Susanti (2020) yang juga menemukan mayoritas pasien mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat yang tinggi ini umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal dan konsumsi makanan tinggi purin.

Kondisi hiperurisemia dapat menyebabkan nyeri sendi dan kerusakan permanen akibat penumpukan kristal asam urat. Namun, sebagian kecil pasien memiliki kadar normal, kemungkinan karena pola makan rendah purin atau terapi penurun asam urat.

Sementara itu, kadar ureum pasien juga mayoritas berada di atas normal setiap tahunnya (75% pada 2022, 69,57% pada 2023, dan 68,29% pada 2024), menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal. Penemuan ini sesuai dengan penelitian Rajagukguk et al. (2021), yang menyatakan peningkatan kadar ureum terjadi pada semua pasien gagal ginjal kronik yang diperiksa.

Ureum adalah hasil metabolisme protein yang seharusnya disaring oleh ginjal. Jika tidak tersaring dengan baik, kadar ureum meningkat dan menandakan uremia, kondisi yang umum terjadi pada gangguan ginjal

Saran : Bagi penderita gagal ginjal kronik untuk patuh minum obat secara teratur dan patuh mengikuti saran dokter sehingga tidak terjadi peningkatan kadar asam urat dan ureum.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun