Penelitian ini melibatkan 76 pasien gagal ginjal kronik di RSUD Kraton, Pekalongan pada tahun 2022–2024 yang diperiksa kadar asam urat dan ureumnya. Sebagian besar pasien menunjukkan kadar asam urat tinggi setiap tahun, dengan proporsi tertinggi pada 2024 sebanyak 24 (58,54%). Hasil ini sejalan dengan penelitian Susanti (2020) yang juga menemukan mayoritas pasien mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat yang tinggi ini umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal dan konsumsi makanan tinggi purin.
Kondisi hiperurisemia dapat menyebabkan nyeri sendi dan kerusakan permanen akibat penumpukan kristal asam urat. Namun, sebagian kecil pasien memiliki kadar normal, kemungkinan karena pola makan rendah purin atau terapi penurun asam urat.
Sementara itu, kadar ureum pasien juga mayoritas berada di atas normal setiap tahunnya (75% pada 2022, 69,57% pada 2023, dan 68,29% pada 2024), menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal. Penemuan ini sesuai dengan penelitian Rajagukguk et al. (2021), yang menyatakan peningkatan kadar ureum terjadi pada semua pasien gagal ginjal kronik yang diperiksa.
Ureum adalah hasil metabolisme protein yang seharusnya disaring oleh ginjal. Jika tidak tersaring dengan baik, kadar ureum meningkat dan menandakan uremia, kondisi yang umum terjadi pada gangguan ginjal
Saran : Bagi penderita gagal ginjal kronik untuk patuh minum obat secara teratur dan patuh mengikuti saran dokter sehingga tidak terjadi peningkatan kadar asam urat dan ureum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI