Mohon tunggu...
Fitriana Nugraheni
Fitriana Nugraheni Mohon Tunggu... Administrasi - Reader

Seeker

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesombongan Perokok

8 Februari 2018   12:15 Diperbarui: 8 Februari 2018   12:24 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih berlaku juga opini bagi kebanyakan perokok ataupun yang pro terhadap produk rokok bahwa salah satu pemasukan terbesar bagi indonesia adalah dari tembakau. Di sisi lain tidak bisa dipungkiri, perusahaan rokok sendiri memberikan banyak beasiswa atau sponsor kegiatan. Tak ayal walaupun promosi produk rokok tidak diperbolehkan selain menuju tengah malam, namun promosi melalui dua hal tersebut (beasiswa dan sponsor) menjadi benefit sendiri bagi perusahaan rokok.

Selain itu, pada dasarnya mereka tak acuh terhadap kesehatan mereka, alih alih alasan mereka adalah membantu perekonomian negara tanpa berpikir bahwa perekonomian rumah tangga mereka juga adalah hal penting serta atas dasar kecanduan mereka terhadap rokok. Coba pikirkan, orang yang kurang mampu, menghabiskan 200 ribu atau lebih per bulan untuk rokok. Uang sebesar itu bisa kita tabung untuk investasi kita, bukan SEBALIKNYA 200 ribu melayang,  kesehatan juga melayang. Sangat bodoh sekali bukan!

Point remeh lain adalah, peringatan merokok akan membunuhmu hanya sebatas tulisan bagi mereka, dan banyak yang berpikir bahwa merokok dan tidak merokok juga akan sama sama mati. Pemikiran yang pendek bukan?

Bahkan dalam sebuah video dagelan disebutkan pemilik perusahaan rokok pun sebenernya tidak merokok karena memang tahu bahayanya. Jadi sebenernya perokok itu bodoh atau membodohi diri mereka sendiri akan bahaya tersebut?

Bagi perokok, Menghentikan kebiasan merokok memang sulit, sebagian besar mengalihkan kebiasaan itu dengen ngemilyang biasanya membuat berat badan mereka naik drastis dan ada juga sebagian yang mengalihkannya dengan menggunakan rokok eletrik.

Bagi second smoker, atau perokok pasif macam saya. Sebenernya sangat dilema jika ditempat fasilitas umum tidak ada ruang untuk perokok. Walaupun mereka terkadang meminta izin untuk merokok di tempat umum kepada kita, pada dasarnya mereka tidak memikirkan orang lain! kenapa saya bilang seperti itu? Mereka terlalu sombong untuk tidak bisa menahan kebiasaan yang merugikan orang lain itu.

Dan salah satu kejelekan mereka lagi adalah, mereka seenaknya saja membuang putung rokok, Ya mereka memang sudah otomatis tidak berpikir panjang, bagaimana jika terjadi kebakaran atas kelalainnya mereka. Maka marilah mulai saat ini bangun dari kebodohan itu, jangan terlalu lama, apakah semua itu akan terhenti sampai penyakit parah menjangkit?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun