Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan manusia untuk menambah pengetahuan, mengasah keterampilan, dan membentuk karakter serta kepribadian. Pendidikan dapat diperolah melalui jalur formal, informal, dan nonformal.
Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, di mana penyelenggara pendidikan formal bisa berasal dari pemerintah atau masyarakat. Realitasnya, baik lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, setiap lembaga pendidikan bersaing dari segi kualitas mutu pendidikan dan kuantitas siswanya.
Persaingan inilah yang menyebabkan beberapa sekolah unggul dan beberapa diantaranya akhirnya gulung tikar. Persaingan semakin ketat dengan bertambahnya lembaga pendidikan baru di suatu wilayah.Menurut Badan Pusat Statistik Nasional (BPS Nasional), jumlah SMP pada tahun 2023 adalah 42.548 sekolah, sedangkan jumlah SMP pada tahun 2024 adalah 43.098 sekolah. Dari data BPS Nasional di atas kita ketahui bahwa dalam kurun waktu satu tahun jumlah SMP di Indonesia bertambah 550 sekolah.
Mempertimbangkan realita yang ada, lembaga pendidikan perlu berupaya untuk meningkatkan minat masyarakat agar lembaga pendidikan dapat kompetitif dengan sekolah lain dan sekolah baru.
Langkah Branding Lembaga Pendidikan
Menentukan Identitas Visual
Elemen seperti bentuk, tipografi, dan warna logo sekolah merupakan bagian dari identitas visual sebuah satuan pendidikan. Bagi sekolah yang sudah berpoprasi, kecil kemungkinan untuk mengubah hal ini dalam rangka branding lembaga pendidikan. Namun, jika akan membentuk lembaga pendidikan baru, pastikan membuat logo yang profesional dan mudah dikenali. Seperti warna biru atau hijau yang identik dengan sekolah Muhammadiyah.
Selain logo, tagline (slogan) sekolah merupakan unsur penting dalam identitas sekolah. Setiap kata dalam tagline adalah citra sekolah. Seperti tagline SMP Muhammadiyah Plus Klaten Utara yaitu "Sekolah Islami Berwawasan Global" yang memberikan branding bahwa sekolah ini mengintegrasikan syariat Islam dalam pembelajaran dan membekali siswa agar memiliki wawasan dan keterampilan  yang bermanfaat di dunia.
Pemilihan cat yang digunakan sekolah juga merupakan upaya branding dari segi visual. Sebagai contoh, masyarakat mengidentifikasi lembaga pendidikan SMP Muhammadiyah Plus Klaten Utara dengan citra visual sekolah dengan cat bernuansa hijau dan jingga.