Mohon tunggu...
Fitria Maulidina
Fitria Maulidina Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

Hallo I'm Fitriamau! Lets read:)

Selanjutnya

Tutup

Money

Wakaf: Solusi Pendidikan Anak Negeri Berbasis Pemberdayaan Ekonomi Umat

30 Juni 2020   09:06 Diperbarui: 30 Juni 2020   09:08 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pendidikan adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kemajuan suatu negara. Namun, saat ini pendidikan di Indonesia masih tertinggal dari negara lain. Berdasarkan Education Index yang dikeluarkan oleh Human Development Reports (HDR) pada tahun 2017, Indonesia menempati posisi ke tujuh dari 10 negara di ASEAN dengan nilai 0,622.[1] 

Banyak faktor penyebab rendahnya angka pendidikan tersebut antara lain kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan, biaya pendidikan yang mahal, kurangnya kemampuan pelajar, dan kurangnya pelatihan untuk tenaga pendidik. Dari beberapa faktor tersebut, ada satu faktor yang menjadi fokus dalam artikel ini yaitu biaya pendidikan yang mahal. 

Dilansir dari lokadata.id (20/11/2019 14.33 WIB) sebanyak 285.404 anak putus sekolah yang di sebabkan oleh permasalahan ekonomi sehingga ia tidak dapat memenuhi biaya pendidikan yang cukup mahal untuk melanjutkan sekolah. 

Sedangkan dalam Undang -- Undang No. 23 Tahun 2003 dijelaskan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan. Begitu juga mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, karena keterbatasan biaya membuat mereka pada akhirnya mengurungkan niat untuk meraih cita -- citanya. Padahal, tidak sedikit dari mereka yang berprestasi dan memiliki keinginan yang sangat besar untuk melanjutkan pendidikan.

Lalu bagaimana solusi untuk permasalahan tersebut?

Kita dapat belajar dari negara -- negara yang pendidikannya telah maju. Seperti pendidikan yang telah maju di Mesir sejak 975 M. Salah satu universitas di sana telah menerapkan konsep wakaf untuk pendidikan. Hingga saat ini universitas tersebut mampu memberikan beasiswa kepada orang -- orang dari berbagai penjuru dunia untuk kuliah gratis. Universitas tersebut yaitu Universitas Al -- Azhar, universitas yang aset wakafnya bahkan melebihi aset negara.

Dirangkum dari beberapa literasi menyebutkan bahwa pendidikan di Barat maju karena menerapkan konsep dana abadi (endowment fund). Endownment fund sudah diterapkan untuk pendidikan di Barat sejak 1502 M oleh Lady Margaret Beaufort di Universitas Oxford dan Cambridge. Mereka menggunakan kumpulan dana tersebut untuk memenuhi biaya operasional universitas dan pemberian beasiswa. 

Hingga saat ini sebanyak 11 universitas terkenal di dunia berkembang melalui sistem wakaf. Universitas tersebut antara lain Massachusetts Institute of Technology, Harvard University, University of Cambridge, Stanford University, California Institute of Technology (Caltech), University of Oxford, University College London (UCL), Imperial College London, ETH Zurich Swiss Federal Institute of Technology, University of Chicago, Princeton University.[2] 

Di Indonesia, wakaf telah diatur dalam Undang -- Undang No 41 Tentang Wakaf. Wakaf adalah suatu perbuatan menyerahkan seluruh atau sebagian harta yang kita punya untuk keperluan ibadah atau lainnya sesuai syariah. Harta tersebut dapat berupa harta tetap seperti tanah atau aset lancar seperti uang. 

Saat ini wakaf sedang menjadi fokus dalam pengembangan kebermanfaatan instrumen -- instrumen islam terutama dalam dunia pendidikan. Wakaf untuk pendidikan termasuk dalam jenis wakaf produktif. Konsep wakaf pendidikan yaitu dimana dana dikumpulkan dengan konsep crowdfunding, kemudian kumpulan dana tersebut diinvestasikan ke perusahan -- perusahaan yang profitable ataupun UMKM yang ingin diberdayakan dan hasilnya dapat digunakan untuk keperluan operasional pendidikan, pemberian beasiswa kepada siswa atau mahasiswa yang berprestasi namun tidak mampu melanjutkan pendidikan, dan kebutuhan pendidikan lainnya.

Terdapat beberapa kampus di Indonesia yang menerapkan konsep endowment fund atau wakaf sebagai upaya untuk mensejahterakan kampus itu sendiri melalui ekonomi islam. Universitas Negeri pertama yang telah mendapatkan SK Nadzir Wakaf dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) yaitu Universitas Airlangga, salah satu kampus yang dikenal memiliki kekuatan ekonomi islam, khususnya di bidang wakaf. UNAIR mampu masuk peringkat 50 universitas terbaik di Indonesia tahun 2020 versi 4 International Colleges & Universitas (4ICU).

Sementara kampus swasta yang menerapkan konsep wakaf pendidikan di Indonesia yaitu Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI. Sejak tahun 2019 STEI SEBI telah mendapat SK Nadzir Wakaf dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan hingga saat ini infrastruktur dan sarana prasarana kampus 90% dari hibah dan ZIFWAF serta 65% mahasiswanya adalah penerima beasiswa full 100%.

Ada beberapa cara untuk memaksimalkan kebermanfaatan dari konsep wakaf untuk pendidikan yang telah diterapkan oleh Universitas Airlangga dan STEI SEBI yaitu yang pertama, dimulai dari alumni dan almamater. Pererat hubungan dengan para alumni dan almamater dengan cara membuat sebuah database donatur wakaf. 

Sebagai ilustrasi, jika dalam satu kampus terdapat 1000 alumni, dan setiap satu alumni berkontribusi dana wakaf sebesar Rp. 50.000, maka kita dapat hitung Rp. 50.000 x 1000 alumni yaitu Rp. 50.000.000. Lalu bagaimana jika alumni yang dimiliki berjumlah puluhan ribu? Artinya dana wakaf dapat dengan mudah terkumpul dimulai dari hal sederhana dan paling dekat yaitu mempererat hubungan dengan alumni dan almamater.

Kedua, berikan edukasi terkait kebermanfaatan wakaf di dunia pendidikan. Edukasi tersebut dapat kita lakukan dengan memanfaatkan era digital saat ini. Buatlah konten -- konten edukasi terkait wakaf yang dikemas dengan visualisasi yang menarik sehingga orang tertarik untuk melihat dan membacanya. Kita juga dapat mengangkat profil tokoh -- tokoh alumni dari kampus yang telah menerapkan konsep wakaf pendidikan yang sekarang telah sukses meraih cita -- citanya, dari situ masyarakat akan paham bagaimana wakaf pendidikan ini bekerja dan ada hasil kebermanfaatan yang nyata dari wakaf berupa para lulusan yang telah sukses.

Ketiga, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Pemerintah dan masyarakat harus saling bersinergi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Sebagai agen sosial, masyarakat perlu dilibatkan dalam proses pendidikan, sehingga nantinya akan timbul kepedulian dan tanggung jawab untuk memajukan pendidikan itu sendiri.

Itulah tiga cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan kebermanfaatan wakaf untuk pendidikan, sehingga nantinya dapat meningkatkan pendidikan di Indonesia. Harapannya jejak Universitas Airlangga dan STEI SEBI dapat diikuti oleh kampus -- kampus yang belum menerapkan konsep wakaf pendidikan di Indonesia. 

Hal tersebut dapat diwujudkan dengan mengampanyekan urgensi wakaf pendidikan kepada kampus -- kampus di Indonesia untuk menerapkan konsep wakaf pendidikan. Sehingga nantinya tiap kampus dapat berkolaborasi dalam wakaf pendidikan untuk mensejahterakan kampusnya masing -- masing. Dengan itu , terbentuklah sinergitas antar kampus untuk saling mendukung dan memberikan kontribusi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.

sumber:
https://republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/03/15/dunia-islam/islam-digest/16/07/12/oa5tpr320-ternyata-11-kampus-top-dunia-didanai-uang-wakaf 

https://www.kompasiana.com/irvankurniawan/5dcbb019d541df517a1816c2/permasalahan-kualitas-pendidikan-di-indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun