Mohon tunggu...
Fitria Eka Agustin
Fitria Eka Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa UINSA Program studi ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Circular Economy : Jurus Indonesia Keluar Dari Jerat Limbah dan Krisis Ekologi

11 Mei 2025   01:16 Diperbarui: 11 Mei 2025   01:16 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski menjanjikan, implementasi circular economy di Indonesia masih menghadapi hambatan serius:

  • Kurangnya regulasi dan insentif pemerintah untuk mendukung industri daur ulang dan pelaku UMKM hijau.
  • Infrastruktur pengelolaan limbah yang tidak merata antarwilayah.
  • Kultur konsumtif masyarakat dan rendahnya kesadaran masyarakat dalm pemilahan sampah.
  • Investasi hijau yang belum optimal, padahal sektor ini menjanjikan profit jangka panjang.

Tanpa dukungan sistemik baik dari kebijakan publik maupun peran aktif sektor swasta ekonomi sirkular akan terjebak di tataran wacana.

Rekomendasi Strategis Menuju Circular Indonesia

Untuk menjadikan circular economy sebagai arus utama pembangunan, berikut beberapa strategi penting :

  • Kebijakan dan Insentif Fiskal
    Pemerintah perlu mengembangkan regulasi pro-sirkular, seperti pajak karbon, insentif bahan daur ulang, dan larangan plastik sekali pakai.
  • Investasi pada R&D dan Teknologi Hijau
    Inovasi daur ulang, bioplastik, dan produk berkelanjutan harus mendapat dukungan dalam bentuk riset dan inkubasi bisnis.
  • Edukasi dan Kurikulum Sekolah
    Circular economy bisa dimasukkan dalam kurikulum sejak dini, mengajarkan anak-anak tentang tanggung jawab konsumsi dan nilai daur ulang.
  • Kolaborasi Multisektor
    Sinergi antara pemerintah, komunitas, akademisi, dan swasta adalah kunci memperluas praktik sirkular ke seluruh penjuru negeri.

Circular economy bukan hanya soal ekonomi, tapi soal masa depan bersama. Ia menawarkan narasi alternatif terhadap krisis global, dengan harapan bahwa manusia bisa menjadi bagian dari solusi, bukan sumber masalah.

Indonesia punya modal besar: kekayaan sumber daya, kreativitas masyarakat, dan semangat gotong royong. Kini tinggal kemauan politik dan kesadaran kolektif untuk benar-benar menggeser arah pembangunan ke jalur sirkular yang berkelanjutan.

Sampah hari ini bisa jadi emas esok hari. Tapi hanya jika kita berhenti membuang dan mulai berpikir memutar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun