Cinta dalam Islam
.
.
.
Ada yang berpendapat bahwa Islam mengekang Cinta, sungguh hal tersebut amat sangat keliru.
Dicintai, dan Mencintai, adalah Fitrah Manusia.
Bukan melarang, apalagi mengekang, Hanya saja Islam meninggikan derajat Cinta, sementara paradigma masa kini justru sebaliknya merendahkan, bahkan menghinakan derajat Cinta itu sendiri.
.
Bagaimana bisa dikatakan Cinta, jika dua insan yang menjalani nya jadi Lupa pada Sang Pencipta, Kufur, dan Berani Melanggar semua Larangan Nya?
Lalu bagaimana Cinta dalam Islam?
Mereka yang mati-mati menahan diri untuk tidak Pacaran kah?
Atau mereka yang bersikap apatis pada Cinta?
.
Islam bukanlah Agama yang Melarang Cinta, tapi Islam adalah Agama yang Mengarahkan Cinta.
Allah sang Maha Mengetahui, sangatlah Paham bahwa Cinta adalah Fitrah Manusia, tapi disisi lain Manusia juga harus Ingat !
Untuk apa mereka Allah ciptakan di dunia.
Ya, Allah ciptakan Manusia tak lain untuk Beribadah kepada Nya.
Maka Solusi yang ditawarkan Islam kepada Cinta adalah, Menikah !
.
Iya Menikah,
Dengan Menikah, Manusia mendapatkan Hak untuk Fitrah nya, sekaligus tetap menjalankan Peran nya sebagai Hamba dalam Beribadah.
win-win-solution, bukan?
Itulah Islam
.
Dan karena Islam meninggikan derajat Cinta, maka dalam Islam Menikah termasuk Ibadah.
Bahkan Ibadah terpanjang karena menghabiskan sisa usia, juga menyempurnakan separuh Agama.
Dengan Islam, manusia tak hanya memandang Cinta dari segi duniawi, lebih dari itu mereka akan memandang Cinta sebagai sebuah jalan untuk mendapatkan Ridho Nya.
.
Perekat terkuat daripada Dua Manusia yang saling Mencintai, bukanlah Cinta itu sendiri.
Kenapa? Tentu saja Karena Cinta bentuknya Rasa, dan karena Rasa adanya di Hati, sementara Hati sifatnya berubah-ubah.
Maka Perekat terkuat dalam sebuah Hubungan adalah Agama !
Kecintaan kita kepada Nya lah yang akan senantiasa menyatukan Cinta, sehebat apapun Ujian nya, jika tujuan dari Cinta itu adalah Ibadah dan Mengharap Ridho Nya, disertakan Kecintaan yang mendalam terhadap Agama, maka Allah langsung yang akan Menjaga Rasa itu tetap ada ditempatnya, tidak berkurang sedikitpun, apalagi berpaling.
.
Indah bukan?