Mohon tunggu...
Fitin Agustin
Fitin Agustin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Tukang Sintesis Kata-Kata menjadi berSenyawa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Usia Muda, Dengkul Tua

16 Desember 2019   12:57 Diperbarui: 18 Desember 2019   15:53 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.promaxnutrition.com

Suatu hari saya belanja ke supermarket. Mencari-cari item yang saya ingin beli, tepatnya steker T yang tempat raknya di rak bagian bawah. Otomatis tubuh saya refleks untuk jongkok. Saat saya ingin berdiri, tiba-tiba nyeri bagian lutut kanan yang sangat sakit. Saya tidak pernah sesakit ini untuk berdiri dari posisi jongkok. Keringat saya berkucuran, panik bukan main.

Saya minta tolong ibu-ibu untuk membantu meluruskan kaki kanan secaran perlahan. SAKITTT!

Okey saya duduk perlahan, 2 menit saya coba untuk pijat-pijat bagian dengkul saya. Mba mba pramuniaga datang dan menanyakan kondisi saya,

"Mbak, ada apa ?" Sambil berkeringat

"Ini mbak, dengkul saya ndak bisa dilurusin. sakit banget." Tampak kebingungan diwajahnya,

"Kok bisa mba? kepleset?"

Saya menjawab perlahan "saya posisi jongkok mba, klo salah posisi saya bisa sakit, biasa.. obesitas". Kebaikan pramuniaga itu memberi saya salep nyeri otot dan air mineral. Lima menit yang menegangkan.

Saat itu berat badan saya sekitar 96 kilo, ya sembilan puluh enam seperti angka kelahiran saya. Di usia muda, justru harus mengalami OSTEOARTRITIS (OA) pada bagian dengkul. Awalnya, saya berpikir karena tubuh saya terlalu gemuk. Namun saya termasuk kategori produktif. Di pagi hari, berolahraga selama 30 menit joging dan 30 menit work out. Aktivitas harian juga banyak dilakukan dengan jalan kaki. Lalu, mengapa saya mengalami penyakit degeneratif padahal usia saya masih 23 tahun.

Setelah bertanya dengan Maitsa (Mahasiswi Fakultas Kedokteran), kemungkinan karena posisi tumpuan kaki yang sangat berat. Dia menjelaskan kaki cenderung menerima beban tubuh berkali-kali lipat dari berat badan kita. Saat berjalan, kaki menopang 2 kali berat badan. Sedangkan berlari menyebabkan 3-5 kali berat badan kita. Saat mengalami nyeri, ada indikasi tulang rawan (kartilago) yang mengalami kerusakan. Jadi, olahraga yang selama ini saya lakukan salah satu faktor penyumbang penyakit OA. Jelas saya sedih, karena hobi joging saya harus rehat terlebih dahulu.

Setelah itu, saya memastikan diri untuk memeriksakan diri ke dokter umum. Dokter mengiyakan kondisi penyakit OA pada dengkul saya. Saya bertanya apakah saya bisa mendapatkan surat rujukan untuk memeriksakan lebih lanjut. Namun beliau menyampaikan "biaya suntik dengkul cukup mahal, BPJS saja bisa 500 ribu-1 juta". Kaget saya, bingung. "Mbak pilih mana, sekarang jaga pola makan untuk menurunkan berat badan atau menghabiskan biaya semahal itu untuk sekali suntik yg belum tentu dalam jangka waktu lama mbak bisa sembuh total" sambil dokter meyakinkan. Ya juga, setelah saya baca artikel tempo proses sembuh OA bisa suntik setiap bulan. 

Akhirnya saya berdamai dengan diri sendiri untuk mengubah pola makan. Mengganti kebiasaan olahraga Joging dengan swimming. Iya, berenang menjadi alternatif olahraga yang bisa dipilih bagi penderita obesitas. Hal ini dikarenakan berenang  minim melibatkan beban tumpuan kaki akibat berat badan. Selain itu, penting untuk kamu yang mengalami OA di usia muda segera MOVE ON dari OBESITAS. Tanpa disadari resiko tubuh menua lebih cepat dari usia tua itu sangat mungkin terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun