Mohon tunggu...
Fithro Turrohmah
Fithro Turrohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam, Universitas Al Azhar Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Marah dalam Bimbingan Konseling dan Islam

29 Januari 2024   17:48 Diperbarui: 29 Januari 2024   18:05 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Amarah merupakan salah satu emosi di antara beberapa emosi yang dialami oleh setiap individu.  Dalam bimbingan konseling Islam, amarah dipelajari dari dua perspektif, yakni dalam perspektif barat atau kontemporer dan dalam perspektif Islam. Dalam perspektif barat, Chaplin menyebutkan bahwa marah merupakan suatu reaksi emosional akut yang hadir karena sejumlah kondisi yang merangsang, termasuk ancaman lahiriah, kekecewaan, dan frustrasi. Lalu, Albin mengungkapkan bahwa rasa marah adalah emosi yang sangat sukar bagi setiap orang, baik dalam hal menerima maupun mengungkapkannya. Rasa marah menunjukkan bahwa suasana perasaan tersinggung oleh seseorang atau sesuatu sudah tidak baik. Sedangkan dalam perspektif Islam, marah merupakan refleksi dari sifat syaitan yang keji, yang berusaha untuk selalu menjerumuskan manusia lewat amarahnya. Karena ketika manusia marah, ia akan sangat mudah untuk melakukan perbuatan-perbuatan keji yang lain. Namun, marah juga merupakan sifat hati yang harus dikelola agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan keji.

Perasaan marah yang dialami memang manusiawi, namun dikarenakan individu sering kali lalai dalam mengontrol dan melampiaskannya, menyebabkan amarah tersebut membuahkan permasalahan lain yang dapat membahayakan diri sendiri bahkan orang lain, seperti melontarkan ucapan kasar atau mengumpat, melukai diri sendiri, mencela orang lain, menyerang, bertengkar, dan pelampiasan lain yang merugikan banyak pihak.

Lalu bagaimana agar amarah yang kita alami dapat dilampiaskan dengan baik tanpa membahayakan ataupun merugikan banyak pihak? Dalam Bimbingan Konseling Islam manajemen marah menjadi kasus yang penanganannya dapat diinternalisasikan dengan keilmuan Islam sebagai pendekatan holistik melalui beberapa cara, di antaranya ialah:

  • Memahami Konsep Akhlak dan Etika

Amarah yang tidak terkontrol dengan baik dapat membuahkan sikap yang tidak baik. Maka dari itu, kita sebagai individu hendaknya memiliki pemahaman tentang bagaimana cerminan seseorang yang memiliki akhlak baik, tentunya hal ini tercermin dari caranya menangani perasaan marahnya, ia tidak terlampiaskan oleh nafsu dan dapat mengelola emosi tersebut sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan etika. Dalam Al-Quran juga disebutkan bahwa orang yang dapat menahan amarah termasuk ke dalam orang baik.

"(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran: 134)

  • Tawakal dan Ridho atas Takdir Allah

Emosi marah yang kita alami tidak terjadi begitu saja tanpa sebab, pasti ada alasan dibalik kemarahannya tersebut. Apa pun hal yang membuat kita merasa marah, harus dipahami bahwa Allah memberikan cobaan dengan hikmah dibaliknya dan sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya. Sehingga hendaknya kita berserah diri dan bertawakal atas takdir Allah karena Allah juga yang akan menolong kita agar dapat melewati segala cobaan yang kita hadapi. Sebagaimana dalam Al-Quran Allah berfirman bahwa Allah mencintai dan menolong orang-orang yang bertawakal kepada-Nya

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal (159). Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang bisa menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal." (QS. Ali Imran: 159-160)


  • Pengendalian Diri dalam Mengelola Emosi

Dalam mengelola emosi, penting sekali kita sebagai individu untuk dapat mengendalikan diri agar emosi yang dirasakan terutama ketika marah tidak dilampiaskan kepada hal-hal yang membahayakan dan merugikan banyak pihak. Pengendalian diri dapat berupa sikap menahan melampiaskan emosi secara langsung dan memilih untuk mengekspresikan kemarahan ketika sudah tenang, tetap berpikir sebelum berbicara sehingga kata-kata yang dilontarkan lebih tersaring dan tidak kasar, melampiaskan ke aktivitas fisik seperti jalan atau olahraga, dan kita juga dapat kenali diri kita seperti hal apa yang biasanya kita lakukan untuk mengekspresikan rasa marah tanpa menyakiti diri sendiri dan orang lain. Dalam Islam, pengendalian diri atau menahan amarah merupakan salah satu hal yang dapat mengantarkan kita ke Surga. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad

"Janganlah kamu marah, maka bagimu Surga" (HR. Ath-Thabrani)


  • Introspeksi atau Refleksi Diri

Untuk memanajemen marah, refleksi diri penting dilakukan sebagai cara agar kita dapat memahami penyebab kemarahan. Mengingat kembali apa saja yang telah kita lakukan dan apa yang telah orang lain lakukan kepada kita agar ke depannya kita tahu bahwa hal tersebut dapat membuat kita marah, sehingga kita dapat lebih mengelola dan mengontrol emosi serta mampu mengatasi ketika nantinya dihadapkan lagi dengan permasalahan tersebut. Dalam Islam, hal ini disebut sebagai muhasabah diri. Muhasabah diri termasuk ke dalam aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang cerdas, sebagaimana sabda Nabi Muhammad

"Dari Syaddad bin Aus Ra, Nabi Muhammad Saw bersabda: 'Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT'" (HR. Tirmidzi)


  • Doa dan Dzikir untuk Ketenangan Diri dan Mendekatkan Diri Kepada Allah

Dalam Islam, doa dan dzikir menjadi terapi yang dapat menenangkan hati dari segala penyakit yang dialami, termasuk untuk meredam amarah. Dengan marah, setan dapat masuk ke hati manusia dan merusak ketenangan juga pikiran, maka dengan berdzikir, kita sebagai individu berusaha untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah dan memohon perlindungan kepada-Nya dari gangguan setan. Sebagaimana dalam hadist yang meriwayatkan tentang ungkapan yang dapat menghilangkan amarah

"Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang dari padanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, 'A'udzubillahi minas-syaitani' (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya." (HR. Bukhari)


  • Kajian Melalui Kasus-kasus Terkait dalam Hadist Nabi Muhammad

Dengan mengkaji kasus terkait yang ada dalam hadist Nabi, diharapkan kita dapat mencontohkan sikap Nabi dan para sahabat dalam mengatasi dan menyelesaikan konflik serta bagaimana mereka mengelola amarahnya dengan baik dan bijaksana. Di antaranya dalam hadist yang menyampaikan tentang bagaimana seseorang harus bersikap ketika marah, antara lain: 

"Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap, maka berbaringlah." (HR. Abu Daud)

Dari beberapa pendekatan di atas, semoga dapat membantu kita dalam memanajemen amarah sesuai dengan yang Nabi Muhammad contohkan dan perintahkan, sehingga amarah tersebut tidak menimbulkan sikap yang menyakiti ataupun merugikan diri sendiri juga orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun