Mohon tunggu...
Fithra Kamilia
Fithra Kamilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

2008046004

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lailatul Qadar dan Matematika

27 April 2022   16:49 Diperbarui: 27 April 2022   16:58 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Malam lailatul qadar, siapa yang tak ingin menjumpainya? Tentu semua orang muslim ingin menjumpai malam tersebut. Dari kecil sampai sekarang, ingin rasanya saya berjumpa dengan lailatul qadar. Seolah-olah, lailatul qadar itu seperti kasus matematika yang harus dipecahkan.

Dalam Alquran dan hadis, hanya gambaran besarnya yang dijelaskan, bukan secara spesifik. Seperti firman Allah dalam Q.S Al-Qadr: 1-5 misalnya, Allah memberikan kunci bahwa lailatul qadar merupakan malam kemuliaan dan malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu, para malaikat turun ke bumi untuk mengatur segala urusan  hingga terbitnya fajar.       

Lailatul Qadar dan Matematika

Menemukan lailatul qadar itu tidak ditentukan oleh pengetahuan, gelar, ataupun materi. Melainkan persiapan diri kita, karena lailatul qadar itu bersifat pribadi. Kita definisikan dahulu lailatul qadar dan kemuliaannya. Menurut jenisnya, ayat-ayat dalam Alquran dibagi menjadi tiga. Pertama, ayat yang sudah jelas. Kedua, ayat yang perlu di diskusikan. Ketiga, ayat yang tidak dapat dijelaskan. Kedudukan lailatul qadar dalam surat Al-Qadar masuk pada posisi kedua. Dari surat tersebut, lailatul qadar dapat diartikan sebagai malam ketetapan Allah yang hanya terjadi dalam satu malam. Meskipun satu malam, malam itu sangat mulia dan hanya terjadi di bulan Ramadan. Dalam Alquran kemuliaannya digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Secara umum, hampir semua umat muslim mengetahui definisi dan kemuliannya. Tapi masih menjadi misteri, kapan, bagaimana, dan jam berapa malam itu akan muncul. Rasulullah SAW bersabda: "Carilah malam lailatul qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan (malam ganjil)" (HR: Bukhari 4/225). Dari sini bisa disimpulkan bahwa lailatul qadar jatuh pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Jika ini berhasil, maka kita akan bertemu dengan lailatul qadar pada malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan.

Abu Yazid Al Bustomi berpendapat, beliau adalah seorang sufi yang lahir pada abad ke-3 H (804 M). Dalam kepustakaan kitab-kitab tasawuf, beliau dikenal dengan nama Bayazid Bastami, tetapi ketika beliau memiliki putra bernama Yazid, beliau lebih dikenal dengan nama Abu Yazid.  Sebagai seorang sufi, tentunya beliau adalah orang yang ingin selalu dekat dengan Allah SWT. Baginya, tidak ada waktu selain untuk beribadah kepada Allah dan mencari keistimewaan di hadapannya-Nya. Termasuk keistimewaan yang dinanti-nantikannya, yaitu malam suci yang lebih baik dari seribu bulan atau malam lailatul qadar. Beliau mengatakan, semasa hidupnya telah dua kali mengalami peristiwa lailatul qadar, sebagaimana dikutip dalam kitab Durratun Nasihin.

Cara beliau menemukan malam lailatul qadar sangat matematis. Menurut beliau, untuk menemukan peristiwa lailatul qadar adalah dengan menghitung jumlah nama lailatul qadar pada huruf hijaiyah. Nama lailatul qadar terdiri dari 9 huruf yaitu lam, ya', lam, ta' marbuthah, alif, lam, qaf, dal dan ra'. Huruf-huruf ini dikalikan dengan berapa kali nama lailatul qadar disebut dalam Alquran, yaitu 3 kali. Jadi 9 x 3 = 27, maka dapat disimpulkan bahwa lailatul qadar dapat ditemukan pada malam ke-27 Ramadan. Pengalamannya yang selalu menemukan lailatul qadar pada malam ke-27 Ramadhan membuktikan hal tersebut. Namun perlu diingat, untuk menemukan lailatul qadar tidak hanya mengandalkan rumus ini, tapi kembali pada kesiapan diri kita masig-masing.

Mencari malam lailatul qadar untuk mendapatkan kemuliannya itu baik. Namun, alangkah lebih baik jika kita tetap beribadah kepada Allah dengan bersungguh-sungguh di semua malam, tanpa harus memilih di malam ke-21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadan. Karena pahala kita saat beribadah di bulan Ramadhan juga besar. Bonusnya jika kita sudah bersungguh-sungguh, siapa tahu di sepuluh malam terakhir Ramadan kita akan bertemu dengan lailatul qadar. Karena lailatul qadar adalah misteri, tidak ada yang mengetahui kapan malam itu akan muncul.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun