E4 Smokers khusyuk dengan diktat bahasa Inggris mereka. Kening mereka sama-sama berkerut, tanda sedang berpikir serius. Hening. Tak berapa lama Elang mulai menangkupkan diktatnya di atas bangku. Kepalanya ditekan ke atas bangku. “Gila, nyoba memahami satu soal aja gak paham-paham."
Alfa menyusul, tapi tidak sampai menekan kepalanya. “Boleh bekerja kelompok, khan?”.
“Ide cemerlang, Al!” perkataanya mendapat sambutan yang bagus. Echan yang memang sejak tadi tak mengerti sama sekali menjentikkan jarinya. Yang lain manggut-manggut. Pekerjaan kelompok bahasa Inggris itu harus dikumpulkan besok, sedangkan beberapa menit yang lalu mereka baru menerimanya dari sang guru. Sebenarnya dan sangat jujur, mereka enggan mengerjakannya, ya... mereka tidak ingin dipanggil guru BP. Bu Farah adalah adik kandung sang guru BP. Cari selamatlah.
Dengan mata berbinar-binar Ebonk membereskan buku dan diktat bahasa Inggris, saatnya menikmati jam pelajaran kosong. “Tapi kita bakal ngerjainnya di mana?” Echan dan Elang saling bertukar pandang. Mencari tempat yang asyik buat ngeroyok soal. Sekalian, Echan baru beli kaset film bagus.
Telunjuk Elang segera mengarah kepada Eygi yang masih anteng berkenalan dengan soal. Cowok satu itu tengah memain-mainkan pennya, kadang alisnya bertaut sejenak, kemudian dia tersenyum dan manggut-manggut sendiri. Khas orang sedang berpikir. Jempol mereka berempat teracung, “Siip!”
Saat bel pulang berdering, Eygi mengirimkan satu pesan kepada Alfa. Dia sengaja belum membereskan buku-bukunya. Malah masih menulis catatan guru di papan tulis. Suatu mukjizat.
T0: adik ipar
Jangan pulang dulu, ada yang ingin aku bicarakan empat mata.
Nama kontak yang cukup ‘memaksa’ menurut Eygi. Bukan dia yang menamainya, melainkan Alfa sendiri. Malah Alfa berharap Rhere sendiri yang membaca nama kontak konyol itu.
“Gi, pulang yuk!” ajak Echan sambil meyelempangkan tasnya. Eygi mengangguk, tersenyum. “Duluan aja.”