Mohon tunggu...
fitatristiani
fitatristiani Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Penulis konten dengan berbagai topik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Jadi Orang Tega Saat Harus Bilang "Tidak" Tanpa Merasa Bersalah

14 Juni 2025   10:50 Diperbarui: 18 Juni 2025   19:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah suatu ketika memiliki seorang teman yang sangat sulit  berkata "tidak". Saat ditanya alasannya selalu mengiyakan permintaan orang lain, teman tersebut bilang takut mengecewakan. 

Kebiasaan itu membuat teman terus mengiyakan permintaan orang, meski dirinya sedang kesusahan atau bahkan tidak sanggup melakukan hal yang diminta karena sulit bilang "tidak". 

Meski teman tersebut terlihat baik-baik saja dengan semua permintaan itu, sebaliknya saya merasa mengiyakan permintaan orang lain terasa melelahkan. 

Sayangnya, tidak semua orang menganggap kebaikan dari orang lain sebagai anugerah, melainkan untuk "dimanfaatkan". 

Kenapa Ada Orang yang Takut Menolak Orang Lain?

Tampaknya seseorang yang hampir tidak pernah menolak akan dianggap baik dan tidak egois dalam pergaulan sehari-hari. Bisa jadi karena orang itu juga khawatir hubungannya jadi renggang jika tidak memenuhi harapan orang di sekitarnya. Perasaan bersalah bisa jadi muncul jika mereka tidak memenuhi harapan orang lain. Takut sudah mengecewakan atau membuat mereka menjadi kecewa. 

Menjadi Tega Itu Ternyata Perlu

Menolak itu bukan berarti jahat, tapi bentuk perlindungan terhadap batasan yang dibuat dan kemampuan diri dalam mengiyakan semua permintaan. Semua orang pasti punya keterbatasan, baik itu tenaga, waktu, dan pikiran. Semua orang juga punya hak untuk istirahat dan memiliki waktunya sendiri. Selalu memaksakan diri untuk memenuhi harapan orang lain justru bisa membuat diri jadi stres dan dimanfaatkan terus-menerus. 

Cara Menolak dengan Sopan Tapi Tetap Tegas

Jika merasa tidak sanggup untuk mengiyakan, sampaikan penolakan secara jelas dan sopan. Sebenarnya, orang yang menolak tidak memiliki kewajiban untuk menjelaskan alasan penolakan tersebut, terlebih jika permintaan itu bukan tanggung jawab atau kewajiban dari orang yang dimintai tolong. 

Hindari membuat alasan yang tidak jujur atau terlalu bertele-tele. Misal menolak ajakan teman untuk bepergian, katakan saja sejujurnya jika ingin memiliki waktu sendiri  atau beristirahat. Bukankah itu hak semua orang? Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi pada seseorang, bisa jadi dia tengah mengalami kesulitan atau lelah dan butuh istirahat. 

Namun, bila teman terus memaksa dengan apa yang diinginkan, tidak masalah untuk mengulangi penolakan tersebut dengan tetap tenang dan konsisten. Sebagai manusia, kamu juga punya hak untuk berkata "tidak" terlebih jika permintaan tersebut dirasa terlalu memberatkan. 

Menghadapi Rasa Bersalah Setelah Menolak

Untuk seorang yang terbiasa mengiyakan permintaan orang lain, berkata "tidak" bisa jadi suatu hal yang menimbulkan perasaan bersalah. Perasaan bersalah itu wajar, tapi kamu tidak sepenuhnya salah hanya karena memberikan batasan dan menjaga diri sendiri. 

Rasa bersalah itu seharusnya tidak membiarkan perasaan tidak enak mengalahkan kebutuhan pribadi. Awalnya mungkin akan berat, tapi lama kelamaan akan terbiasa dan perasaan itu akan makin berkurang. 

Kesimpulannya

Menjadi "tega" itu bukan berarti tidak peduli dengan orang lain, tapi justru peduli dengan kebutuhan diri sendiri dan batasan yang dibuat. Seseorang perlu berkata "tidak" agar tidak kehilangan kendali atas hidupnya. Orang lain akan lebih menghargai batasan pribadi jika kita berani mengatakan dan menetapkannya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun