Mohon tunggu...
Firza Sania
Firza Sania Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - picaa

hai! cuma mau nuangin apa yang ada dikepala aja. i hope u enjoy :)

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ya Bersabar, Ya Ikhlas

1 Februari 2021   19:00 Diperbarui: 1 Februari 2021   19:01 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Salah satu ciri menjadi manusia ya menghadapi cobaan dan segala masalah. Bukan diukur dari seberapa besar masalah atau cobaan tersebut melainkan dari bagaimana cara menghadapi juga menyelesaikannya. Manusiawi saja jika kita tiba tiba ingin menyerah, ingin lari, juga marah pada Tuhan. Namun yang kita harus ingat adalah bahwa semuanya di datang kan oleh Tuhan entah hal bahagia ataupun hal menyedihkan. Menghindari tuhan dan emosi juga tidak akan menyelesaikan masalah kan? langkah yang kita patut lakukan ketika hal itu terjadi pada kita adalah belajar memahami juga meaafkan diri sendiri. memaafkan atas apa? saya tidak merasa bersalah, bukan tentang siapa yang merasa benar atau salah tetapi tentang kita yang sudah menjerumuskan diri kita dalam masalah tersebut karena semua jalan hidup kita bisa tentuka ingin masuk dalam masalah ini atau tidak, atau jika cobaan datang kepada kita, kita harus memaafkan untuk cara kita menghadapi semuanya yang kurang baik  kemudian hal itu malah membuat kita terluka. Kesalahan itu yang membuat kita harus memaafkan diri kita sendiri, jika kita tidak bisa memaafkan diri kita sendiri bagaimana orang lain bisa memaafkan kita?

Berlarut dalam kesedian juga tidak menyelesaikan masalah malah hal itu yang dapat membuat kita makin jauh membawa masalah itu. Menyelesaikan tanpa harus lari adalah jalan terbaik, mungkin jika kita butuh sedikit waktu untuk berfikir dan menenangkan diri sebaiknya kita tidak lari dan meninggalkan masalah itu cukup dengan memberikan sedikit ruang dan waktu untuk diri kita sendiri. Belajar ikhlas adalah poin dari segala hal apapun itu. Bersabar saja tidaklah cukup karena terkadang jika hanya bersabar hal itu masih ada dalam diri kita hanya saja disimpan di ruang yang kita tidak bisa jangkau tapi sewaktu waktu kita dapat menjangkaunya. Berbeda dengan ikhlas, ikhlas itu dimana kita bisa merelakan dan melepas secara penuh tanpa kita bisa menjangkaunya lagi. Namun titik ikhlas juga tidak bisa di dapatkan secara mudah, kita perlu bersabar beribu kali hingga terbiasa melihat luka yang sudah kita coba untuk melupakan dan melepas nya. 

Hingga kita dititik ikhlas yang sebenarnya ketika melihat masa lalu itu yang seharusnya kita terluka tetapi kita malah menghiraukannya dan mencari hal baru yang memang pantas kita dapatkan. seperti kata orang "habis hujan maka ada pelangi" ya, seperti kehidupan dibalik kesedihan dan semua cobaan dan rintangan pasti kita akan dipertemukan dengan kebahagiaan yang pantas untuk kita. Jadi ternyata selama ini kita memang di beri kebahagiaan yang sesaat untuk mencapai kebahagian yang lebih membahagiakan dan tidak berujung kekecewaan lagi. Berhenti peduli bukan berarti kita membencinya karena kita tidak akan pernah membenci orang yang kita sayang, teatpi kita hanya berhenti menunjukkan rasa sayang kita agar tidak terluka terus menerus 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun