Hal tersebut sangat mempengaruhi mengapa diskriminasi terhadap jenis kelamin atau gender bisa terjadi. Biasanya, kebanyakan orang menganggap perempuan tidak bisa apa-apa, dalam ranah pendidikan pun tidak boleh sekolah yang setinggi-tingginya, padahal di dalam agama, tidak memandang laki-laki atau perempuan, semuanya dianjurkan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
Diskriminasi di lingkup pendidikan yang kelima adalah diskriminasi terhadap penyandang HIV/AIDS. Banyak masyarakat Indonesia termasuk yang masih mengenyam di bangku pendidikan, masih berkutat dengan stigma negatif dan belum teredukasinya tentang HIV/AIDS.Â
 Alternatif atau solusi yang bisa saya berikan terhadap isu diskriminasi dalam pendidikan ini adalah:
1. Memberikan edukasi yang mendalam tentang diskriminasi, karena saya yakin banyak masyarakat di Indonesia masih minim pengetahuan tentang diskriminasi.
2. Dengan kerjasama pemerintah, jika pemerintah saja masih menerapkan perilaku diskriminasi, maka sia-sia lah edukasi atau segala bentuk pencegahan diskriminasi yang telah diterapkan, jika pemerintahannya saja masih diskriminatif bagaimana bawahan-bawahan dan para rakyatnya?
3. Memasukkan dalam pembelajaran di sekolah mengenai diskriminasi, agar pelajar dan pendidik menjadi melek dan dapat meminimalisir perilaku diskriminasi.