Mohon tunggu...
R Firman Santoso
R Firman Santoso Mohon Tunggu... Lainnya - Forester

Forester

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Temanggung: Bersahaja di Kaki Gunung

1 Mei 2020   14:52 Diperbarui: 1 Mei 2020   15:12 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-alun Temanggung. Dokumen pribadi.

Semeribit angin membawa aroma khas Tembakau Srinthil. Hawa panas merangsek ke dalam gudang berisi tembakau, seiring cuaca terik siang. Saroji (46), warga Desa Telogomulyo, Temanggung sedang mengepak susunan tembakau ke dalam keranjang. “(Setelah ini) solat dan makan dulu, baru kita antar (tembakaunya)” kata Roji, begitu ia biasa dipanggil.

Pada musim kemarau, masyarakat Temanggung disibukkan dengan aktivitas 'serba tembakau'. Mulai dari penanaman, perawatan, panen, hingga pengepakan ke dalam keranjang tembakau. Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah dengan ketinggian 500 m - 1450 memang menjadi tempat tumbuh yang cocok bagi bahan utama rokok ini.

Sebanyak 24% dari total luas wilayah Temanggung, berada di dataran tinggi. Tak ayal banyak masyarakat yang menggantungkan rupiah pada tanaman semusim ini. “Saya merajang (memotong) tembakau, sampai mengepak ke dalam keranjang sudah saya lakukan dari kecil. Disuruh bantu orang tua, tiap pulang sekolah pasti langsung ke gudang (tembakau) untuk merajang tembakau” papar Roji.

Menurut Roji, saat ini harga tembakau sedang tidak stabil. Salah satu penyebabnya adalah minimnya persaingan harga tembakau. Saat ini, terdapat satu saja perwakilan pabrikan rokok yang mendominasi permintaan tembakau dari daerah Temanggung. “Selain itu ya karena ada kampanye anti-rokok atau anti-tembakau itu lah” lanjut Roji. Harga tembakau saat ini rata-rata sebesar Rp 110.000,00.

Meskipun harga tembakau sedang tidak stabil, Roji masih bisa memberikan nafkah kepada istri dan kedua anaknya. “Ya kalau sedang musim panen begini ya kita tabung dan investasikan hasil penjualannya. (Biasanya dibelikan) mobil atau emas. Kalau sudah masuk masa tanam lagi, ya dijual lagi untuk modal. Biar muter (uangnya)” tegas Roji.

Salah satu sudut Temanggung. Dokumen pribadi.
Salah satu sudut Temanggung. Dokumen pribadi.

'Mepe Mbako'

Jalan Raya Maron terlihat sibuk dengan hilir mudik mobil bak terbuka. Mobil itu penuh dengan tumpukan  keranjang tembakau 'rajangan' (hasil diiris) siap jemur. Bahkan ada truk yang juga penuh dengan keranjang tembakau. Tembakau memang tanaman 'hidrofobik' atau tak suka air. Dalam masa tumbuhnya, ia tak terlalu butuh banyak air. Justru lahan yang cenderung kering dengan kondisi penyinaran matahari yang cukup dan suhu relatif rendah. Pada kondisi inilah tembakau tumbuh secara optimal.

Dari dasar ilmiah ini, masyarakat Temanggung mulai menanam tembakau pada awal musim kemarau, dipanen sebelum memasuki musim penghujan. Setelah masa panen, petani tembakau mulai sibuk mencari lahan datar dengan penyinaran matahari cukup. Lahan yang demikian digunakan untuk 'mepe mbako' atau menjemur tembakau yang telah dirajang. Para petani berlomba-lomba mendapatkan atau bahkan menyewa lahan terbuka untuk menjemur rajangan tembakau.

Tak kaget apabila berkunjung atau hanya sekedar lewat daerah Temanggung saat musim kemarau, banyak lapangan sepak bola maupun persawahan berubah fungsi menjadi hamparan tembakau rajangan yang dijemur. “Tembakau harus dijual dalam kondisi kering. Hal ini dilakukan agar zat khas yang ada didalamnya dapat muncul dan bisa digunakan sebagai bahan baku rokok” tandas Saipul, warga Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Temanggung.

Pada masa panen tembakau ini, warga Temanggung sering menggelar pesta rakyat. Pesta ini digelar sebagai wujud rasa syukur mereka atas telah berhasilnya mereka memanen tembakau. “Sebagai rasa syukur kami. Juga sebagai doa agar di musim tanam kedepan, tanaman kami bisa panen dengan harga yang tinggi” lanjut Saipul. Gelaran wahana bermain ala 'pasar malam' menjamur. Tak jarang pula mengundang artis kenamaan seperti Via Vallen, Nella Kharisma, maupun Didi Kempot, si Godfather of Broken Heart itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun