Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Bukber Lebih dari Sekadar Makan Bersama

16 Maret 2025   03:31 Diperbarui: 16 Maret 2025   03:31 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukber Bersama Teman di Aula Sekolah (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, yang selalu dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia untuk  menjalankan ibadah puasa. Terdapat banyak hal menyenangkan yang sering dilakukan, bahkan menjadi tradisi. Salah satu tradisi yang sangat dinantikan adalah buka bersama (bukber), sebuah momen kebersamaan yang bisa mempererat tali silaturahmi. Dan hal yang lebih penting dari bukber ini adalah bagaimana agar bisa memaknai bukber lebih dari sekadar makan bersama.

SampaI saat ini tradisi bukber sering dianggap sebagai ajang silaturahmi yang menyenangkan, di mana teman, keluarga, dan kolega berkumpul untuk menyantap hidangan berbuka puasa bersama.

Namun, tahukah Anda bahwa bukber memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar makan bersama, dan juga bisa menjadi momen yang lebih bermakna jika kita melakukannya dengan cara yang tepat.

Lebih dari Sekadar Tradisi

Bukber bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga merupakan momen untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan.

Dalam kesibukan sehari-hari, sering kali kita kehilangan momen untuk berkumpul dan berbagi cerita dengan orang-orang terdekat.

Bukber di Aula Sekolah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bukber di Aula Sekolah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dalam hal ini, bukber hadir sebagai kesempatan emas untuk menjalin kembali hubungan yang mungkin merenggang dan memperkuat ikatan persaudaraan.

Berbicara tentang bukber, kita harus memandangnya dari sisi positif. Tradisi buka bersama (bukber) saat bulan Ramadan memiliki akar sejarah yang kaya dan beragam, baik dalam konteks agama Islam maupun budaya Indonesia.

Terdapat beberapa poin penting mengenai asal usul bukber, sebagai berikut:

1. Pada Zaman Rasulullah SAW:

  • Tradisi bukber sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Beliau sering berbuka puasa bersama para sahabatnya.
  • Hadis riwayat Tirmidzi menyebutkan bahwa memberi makan orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Ini menjadi dasar anjuran untuk berbagi makanan saat berbuka.

2. Tradisi Islam dan Budaya Lokal:

  • Di Indonesia, tradisi bukber telah dikenal sejak zaman kerajaan Islam seperti Kesultanan Demak dan Mataram. Acara buka bersama sering diadakan di masjid atau lingkungan keraton sebagai bentuk kepedulian sosial.
  • Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat sudah memiliki tradisi gotong royong dan berbagi dalam kehidupan sehari-hari. Budaya ini memperkuat tradisi bukber saat Islam masuk.
  • Ada juga tradisi daerah yang mirip dengan bukber, seperti "Megengan" di Jawa Timur.

3. Perkembangan Tradisi:

  • Seiring perkembangan zaman, tradisi bukber mengalami perubahan. Saat ini, bukber tidak hanya diadakan di masjid atau rumah, tetapi juga di restoran, kafe, dan tempat-tempat lainnya.
  • Bukber menjadi ajang pertemuan antar teman, keluarga, rekan kerja, dan komunitas.

Momen Berbagi dan Peduli

Selain itu, bukber juga menjadi ajang untuk berbagi dan peduli terhadap sesama. Banyak komunitas dan organisasi yang mengadakan bukber dengan mengundang anak yatim, kaum dhuafa, atau orang-orang yang membutuhkan.

Momen Berbagi Takjil (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Momen Berbagi Takjil (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Melalui kegiatan ini, kita diajak untuk merasakan kebahagiaan berbagi dan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama.

Mengaji Bersama Sebelum Bukber (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mengaji Bersama Sebelum Bukber (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bukber yang berkualitas adalah bukber yang mampu menghidupkan esensi Ramadan dalam kebersamaan. Dengan mempererat silaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan meningkatkan kepedulian sosial, kita dapat menjadikan bukber sebagai momen yang penuh berkah dan ampunan.

Refleksi Diri dan Bersyukur

Bukber juga dapat menjadi momen refleksi diri. Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, kita diajak untuk merenungkan nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Momen berbuka puasa menjadi pengingat untuk selalu bersyukur atas segala karunia yang telah kita terima.

Bukber Bersama Teman di Aula Sekolah (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Bukber Bersama Teman di Aula Sekolah (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Terdapat makna dan filosofi yang bisa kita ambil dari tradisi bukber saat bulan Ramadan ini,  yaitu:

  • Bukber bukan hanya sekadar makan bersama, tetapi juga memiliki makna dan filosofi yang mendalam.
  • Ini adalah cara untuk mensyukuri nikmat Allah SWT setelah seharian menahan lapar dan haus.
  • Bukber juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi, berbagi, dan meningkatkan rasa empati antar sesama.

Tips Memaknai Bukber dengan Lebih Bermakna

Terdapat beberapa cara atau tips agar bukber lebih bermakna, antara lain:

1. Niatkan untuk Silaturahmi

  • Bukber adalah kesempatan emas untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, teman, dan kolega. Niatkan dalam hati bahwa bukber ini adalah upaya untuk menjaga dan memperkuat hubungan baik.
  • Manfaatkan momen ini untuk saling memaafkan, berbagi cerita, dan mempererat ukhuwah Islamiyah.

2. Pilih Lokasi yang Tepat

  • Pilihlah lokasi bukber yang nyaman dan kondusif untuk berinteraksi. Hindari tempat yang terlalu ramai atau bising sehingga sulit untuk berkomunikasi.
  • Jika memungkinkan, pilihlah lokasi yang dekat dengan masjid agar memudahkan untuk melaksanakan salat Magrib berjamaah.
  • Alternatif lainnya, Anda bisa melakukan bukber di masjid. Selain mendapat hidangan berbuka, anda juga bisa menambah pahala dengan beribadah di rumah Allah.

3. Libatkan Kegiatan Positif

  • Selain makan bersama, selipkan kegiatan positif seperti tadarus Al-Qur'an, mendengarkan ceramah agama, atau berbagi kisah inspiratif.
  • Anda juga bisa mengadakan kegiatan sosial seperti berbagi takjil kepada orang-orang yang membutuhkan atau menggalang dana untuk membantu sesama.

4. Hindari Pemborosan

  • Bukber tidak harus mewah dan berlebihan. Hindari pemborosan makanan dan minuman.
  • Pilihlah menu yang sederhana namun tetap bergizi. Ingatlah bahwa esensi bukber adalah kebersamaan, bukan kemewahan.
  • Jika berbukber di sebuah restoran, usahakan memesan makanan sesuai dengan yang di butuhkan, hal ini bertujuan agar tidak ada makanan yang terbuang.

5. Manfaatkan Momen untuk Berbagi

  • Ajaklah orang-orang yang kurang mampu untuk ikut serta dalam bukber Anda.
  • Anda juga bisa menyumbangkan sebagian rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan.

6. Selalu Awali dengan Doa

  • Jangan lupakan untuk selalu mengawali buka puasa dengan doa..

Dengan melakukan bukber dengan cara yang lebih bermakna, kita tidak hanya mendapatkan kebahagiaan duniawi, tetapi juga pahala dari Allah SWT.

Selain itu, dengan memaknai bukber lebih dari sekadar makan bersama, kita dapat menjadikan momen ini sebagai ajang untuk memperkuat tali persaudaraan, berbagi kebahagiaan, dan meningkatkan rasa syukur. Semoga Ramadan tahun ini membawa berkah dan kebahagiaan bagi kita semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun