Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, yang selalu dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia untuk  menjalankan ibadah puasa. Terdapat banyak hal menyenangkan yang sering dilakukan, bahkan menjadi tradisi. Salah satu tradisi yang sangat dinantikan adalah buka bersama (bukber), sebuah momen kebersamaan yang bisa mempererat tali silaturahmi. Dan hal yang lebih penting dari bukber ini adalah bagaimana agar bisa memaknai bukber lebih dari sekadar makan bersama.
SampaI saat ini tradisi bukber sering dianggap sebagai ajang silaturahmi yang menyenangkan, di mana teman, keluarga, dan kolega berkumpul untuk menyantap hidangan berbuka puasa bersama.
Namun, tahukah Anda bahwa bukber memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar makan bersama, dan juga bisa menjadi momen yang lebih bermakna jika kita melakukannya dengan cara yang tepat.
Lebih dari Sekadar Tradisi
Bukber bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga merupakan momen untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan.
Dalam kesibukan sehari-hari, sering kali kita kehilangan momen untuk berkumpul dan berbagi cerita dengan orang-orang terdekat.
Dalam hal ini, bukber hadir sebagai kesempatan emas untuk menjalin kembali hubungan yang mungkin merenggang dan memperkuat ikatan persaudaraan.
Berbicara tentang bukber, kita harus memandangnya dari sisi positif. Tradisi buka bersama (bukber) saat bulan Ramadan memiliki akar sejarah yang kaya dan beragam, baik dalam konteks agama Islam maupun budaya Indonesia.
Terdapat beberapa poin penting mengenai asal usul bukber, sebagai berikut:
1. Pada Zaman Rasulullah SAW:
- Tradisi bukber sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Beliau sering berbuka puasa bersama para sahabatnya.
- Hadis riwayat Tirmidzi menyebutkan bahwa memberi makan orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Ini menjadi dasar anjuran untuk berbagi makanan saat berbuka.