Mohon tunggu...
Firman Seponada
Firman Seponada Mohon Tunggu... -

Memegang idealisme itu laksana menggenggam bara api. Tak banyak orang mau melakukannya. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari pelindung telapak agar tak melepuh.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mau Melatih Jantung? Naiklah Feri!

23 Februari 2010   20:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:46 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_80350" align="alignleft" width="300" caption="Para penumpang dievakuasi ke kapal patroli Polair Polda Lampung (Foto: Andres Affandi/Lamsel) "][/caption] Kapal karam seolah sudah menjadi peristiwa rutin pada penyeberangan Merak-Bakauheni. Penumpang pun telantar berjam-jam di laut dalam lapar, cemas, dan kelelahan. Perjalanan yang menjengkelkan karena kapal harus sandar di bukan tempat tujuan. Selasa kemarin kecelakaan pelayaran itu kembali terjadi. KMP Teduh 2, yang berlayar dari Merak (Banten) menuju Bakauheni (Lampung), kandas di Pulau Dua, sekitar pukul 3.45 dinihari. Perlu waktu sepuluh jam lebih untuk mengevakuasi penumpang dan kapal milik PT Bangun Putra Remaja itu. Kapal yang terdampar di pantai pulau berjarak sekitar 2 mil dari Pelabuhan Bakauheni itu mengangkut 165 orang dan 83 mobil. Pukul dua sore, kapal celaka itu berhasil diseret dan disandarkan ke dermaga Pelabuhan Bakauheni. Lalu, mobil-mobil, di antaranya berisi aneka bahan pokok untuk menyuplai Lampung, di keluarkan dari lambung kapal. Evakuasi lambat dilakukan karena bantuan tug boat Gunung Kipala dari Pelabuhan Merak lama tiba. Sebelumnya, para penumpang yang berwajah tegang dipindahkan ke kapal patroli milik Polair Polda Lampung. Mereka tampak kelelahan karena menunggu lebih dari delapan jam di kapal. Sampai Pelabuhan Bakauheni, para penumpang dari luar Lampung segera melanjutkan perjalanan. Sedangkan penumpang asal Lampung memilih beristirahat untuk memulihkan psikis dan stamina mereka yang merosot. [caption id="attachment_80351" align="alignright" width="300" caption="KMP Teduh 2 harus ditarik dua tug boat untuk disandarkan di dermaga Bakauheni (Foto: Andres Affandi/Lamsel) "][/caption] Penyebab kandasnya KMP Laut Teduh 2 itu masih simpang siur. Pihak Adpel menyebut feri Roro (roll-on roll-of) itu kandas akibat rusaknya sistem kelistrikan mesin haluan kapal. Sedangkan manajemen berkilah, kapal itu “mampir” ke Pulau Dua lantaran cuaca buruk dan kabut tebal. Sementara penumpang menduga awak kapal mengantuk. Tetapi, menilik kondisi kapal-kapal Roro yang melayari Selat Sunda, apa yang disebut pihak adpel itu jelas yang paling masuk akal. Hampir semua kapal di sana memang sudah tidak layak jalan. Selama ini penyeberangan Bakauheni-Merak dilayani 21 feri, tujuh di antaranya buatan tahun 1970-1979. Ada 13 yang buatan tahun 1980-1989. Cuma satu yang baru, buatan tahun 1990, KMP Prima Nusantara. Kapal rongsok itulah yang menyebabkan pelayaran di Selat Sunda menjadi tidak lancar. Sudah tidak bisa dikebut. Jalur Merak-Bakauheni yang bisa ditempuh dalam waktu satu jam, terpaksa memakan tempo rata-rata 2,5 jam. Bukan sekali dua kali kapal harus mati mesin di tengah laut. Sebuah ironi transportasi laut bagi negeri yang menasbihkan diri sebagai negara maritim!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun