Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kala Lulung Merayu Ahok

6 Januari 2016   16:01 Diperbarui: 6 Januari 2016   16:45 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini adalah kutipan dari MetroTV news tentang komentar sekjen PPP, yang pasti partai ini menambah kebingungan di tengah umatnya berikut kutipannya "Sekretaris Jenderal PPP kubu Djan Ahmad Dimyati Natakusumah melontarkan wacana tersebut, Senin, 4 Januari di Gedung Kemenkumham, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan."Jadi biar satu, biar damailah Republik ini. Ahok juga bagus kan. Dia kan sudah bicara bagusnya Islam. Kristen juga bagaimana, Ahok sudah bicara itu. Berarti ini tanda-tanda Ahok sudah dapat hidayah," kata Dimyati.

Meskipun ini baru sekedar wacana, pastilah umat akan bereaksi, anda pasti inget ketika Reccep Tayip Erdogan President Turki  yang jadi idola aktifis gerakan islam, tiba-tiba Erdogan mengatakan "kita butuh israel" sontak jagad sosial media gaduh, ada ,bilang berita nya di plintir, ada yang mulai memudar mengagumi Erdogan, ada yang biasa-biasa saja.

Tulisan ini mengambil angel yang biasa-biasa saja, sebab dalam politik yang di butuhkan adalah kerjasama, bagaimana meng-golkan tujuan politiknya, bukan bersama siapa kita golkan, dalam politik kawan bisa jadi lawan, dan lawan tak jarang juga bisa jadi kawan, sebenarnya ini bukan menghalalkan segala cara, ini adalah upaya para politisi untuk mewujudkan idealismenya, yang mesti di tentang adalah apakah tujuan politik itu merusak dan membahayakan banyak orang atau tidak, selama tujuan itu mempersatukan, menjaga alam dan lingkungan, memajukan masyarakat mestinya di dukung.
Ahok juga sebenarnya tidak membutuhkan dukungan partai, buktinya ia akan maju di pilgub depan secara independen, relawan kawan ahok telah berhasil mengumpulkan 540 ribu potokopi KTP yang artinya ia sudah bisa dipastikan maju di pemilihan gubernur tahun 2017, ahok malah menargetkan 1 juta KTP, sebagai bukti kuatnya dukungan dari warga DKI,pendukungnya tidak hanya dari kalangan non muslim, ia juga mendapat dukungan kalangan muslim perkotaan yang boleh dikatakan muslim kelas menengah, meski harus di survei lebih dahulu, kalangan muslim yang mendukung Ahok biasanya berpandangan moderat dan lebih berfikiran terbuka, jarang kita temukan dukungan untuk ahok muncul dari kalangan pengajian dan komunitas majelis taklim, Ahok juga pernah mengaku bahwa ia mengagumi Ahlaq nabi Muhammad dan selalu mengikuti setiap pelajaran agama Islam di sekolahnya dulu "yang belum datang cuma hidayahnya" itu yang sering dikatakan.

Sebenarnya Moderasi itulah nilai yang harus dicari dan ditemukan agar dunia yang sudah compang camping dengan perang dan fitnah ini bisa lebih damai dan bersatu, beginilah uniknya moderasi sebagai contoh di Amerika sana kalangan kristen moderat mendukung kaum muslimin untuk mendirikan rumah ibadah yang di tentang oleh warga kristen yang kolot, seperti halnya di indonesia tak jarang kaum minoritas seperti warga keturunan etnis china dan agama minoritas sering juga mendapat dukungan dari kaum muslim moderat, sering juga di media sosial islam yang lebih berpandangan terbuka membela umat kristiani dari serangan dan bulying kaum muslim yang fundamental jika tidak mau disebut Radikal, fanatisme mesti dipandang sebagai sebuah cara beribadah agar lebih khusyu dan sempurna, bukan menyerang umat lain dengan dalil-dalil yang  memecahbelah dan membuat perdebatan tak berarti, Jika Ahok begitu mengagumi Nabi Besar Muhammad SAW karena ahlaknya maka disitu nilai moderasi bisa ditemukan.

Jika PPP mau mendukung dan mengusung Ahok, artinya PPP akan siap menerima resiko dan mendapat resistensi dari pemilihnya, Kita masih inget tahun 2004 PKS mampu memutihkan jakarta dan menjadi pemenang pemilu di daerah DKI Jakarta, tapi setelah 2005 PKS terlihat sering mendukung gerakan FPI dan beberapa ormas Islam garis keras, hasilnya dua kali Pemilu 2009 dan 2014 suara PKS merosot secara drastis, begitulah suara umat Islam di Jakarta, mereka ingin nilai moderasi itu jadi pemersatu dan menghentikan fanatisme sempit yang dapat memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Seperti halnya Erdogan, dengan statement politik yang seakan menggandeng Israel secara tak langsung ia mengatakan yang harus dikutuk adalah kedzalimannya, bukan orangnya, karena manusia bisa saja berubah, dan bisa saja menyesali tindakannya. kita tidak akan tau apa maksud erdogan bicara seperti itu, tapi jika dilihat track recordnya, ia lebih tau mana yang terbaik, tanpa harus memperdebatkannya kesana-kemari

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun