Mohon tunggu...
Firly MaulidaAulia
Firly MaulidaAulia Mohon Tunggu... Penulis - be happy

20 line

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fakta Unik dari Orang Sunda

27 Januari 2021   18:05 Diperbarui: 27 Januari 2021   18:14 2025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang Jawa Barat yang sebagian besar termasuk dalam suku sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dengan suku lain, baik dari tekstur wajah, gaya bicara maupun sifat. Leluhur sunda yang dikenal memiliki watak lemah lembut, mewariskan sifat-sifat yang melekat dalam diri orang sunda dan menjadi keunikan tersendiri ketika mereka berbaur dengan masyarakat lainnya. 

Pada umumnya orang sunda itu ramah, sopan dan murah senyum kepada siapa saja, meskipun kadang pada orang yang belum dikenalnya. Dalam diri orang sunda ada filosofi "Somah Hade ka Smah" yang artinya ramah, bersikap baik, menjaga, menjamu dan membahagiakan setiap tamunya atau setiap orang. 

Budaya dalam masyarakat sunda sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kesopanan, itulah kenapa orang sunda dikenal murah hati dan baik terhadap sesama apalagi terhadap orang yang lebih tua ataupun belum dikenal. Orang Sunda memiliki selera humor yang tinggi. 

Orang sunda dikenal susah membedakan dan susah berbicara huruf F dan P (meskipun tidak semuanya), Ketika menyebut Fitnah mereka malah menyebut Pitnah. 

Sebetulnya ada penjelasan ilmiah mengapa orang sunda tidak bisa mengatakan huruf F atau V, salah satunya karena huruf tersebut memang tidak dikenal dalam aksara sunda (Kaganga) di jaman dulu. Hal ini mungkin menular turun temurun dan menjadi sebuah kebiasaan. 

Orang Sunda memiliki ciri yang khas ketika berbicara, dari logat bicaranya saja orang sunda dapat langsung dikenali. Meskipun berbicara menggunakan bahasa Indonesia orang sunda kadang masih membawa dialek aslinya yang khas dan 'bergelombang'. 

Di sunda sendiri, logat atau nada bicara antara daerah kadang berbeda satu ke daerah lainnya , mereka memiliki intonasi masing-masing yang terdengar lucu dan menggelikan bagi sebagian orang. 

Fakta unik lainnya adalah kebiasaan orang sunda terutama kolot baheula (orang tua jaman dulu) lebih senang memberi nama anak mereka dengan nama seperti "Asep, Dede, Sri ... , Jajang, Enjang, Ujang, Aam, Aceng, Ade, Cecep, Dedi, Cecep, Encep, Eneng, Euis, Kokom, Elis." yang dikombinasikan dengan akhiran yang sama dengan nama awal seperti. Asep Surasep, Dede Sunade, Cecep Gumasep, Euis Suherlis. 

Suku Sunda tidak boleh menikah dengan Suku Jawa, orang sunda jaman dahulu takut kualat kalau anaknya menikah dengan orang jawa, sebetulnya ini hanya mitos saja. Namun di masa kini pun masih banyak yang percaya, jika orang sunda dan jawa disatukan dalam pernikahan maka kehidupan keluarganya-pun tidak langgeng. 

Mengenai mengapa orang tua sunda kadang melarang menikah dengan orang jawa salah satunya karena dendam dari Perang Bubat antara kerajaan Pajajaran dengan Kerajaan Majapahit di masa lalu. Namun bisa juga karena karakter dari orang Jawa dan Sunda yang saling bertolak belakang satu sama lainnya. Meski begitu, terdapat banyak pasangan Sunda-Jawa yang menikah dan hubungan mereka baik-baik saja. 

Selain dari gaya bicara, orang sunda juga biasanya dapat dikenali langsung dari tekstur muka dan kulitnya, wajahnya yang kalem dengan kulit putih atau sawo matang pas menandakan bahwa orang itu adalah orang sunda asli. 

Orang Sunda sangat suka Lalapan dan Sambal, jangan aneh bila anda dijamu dengan suguhan lalapan dan sambal. Dipadukan dengan goreng tempe, tahu dan menu lainnya karena pada dasarnya orang sunda terbiasa makan ditemani oleh lalapan dan sambal.

Berbicara memakai imbuhan Mah, Da, Atuh Euy, sok. Ketika berbicara dalam bahasa Indonesia pun kata-kata seperti mah, da , atuh, euy biasanya terselip dan susah untuk dihilangkan karena sudah menjadi kebiasaan orang sunda. 

Berbicara tanpa imbuhan tersebut bagi orang sunda seperti makan sayur tanpa air. Beberapa dari kata imbuhan ini ada yang memiliki arti ada juga yang tidak memiliki arti bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Banyak sekali kosakata dalam bahasa sunda yang tak dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia atau kalau diterjemahkan pun artinya malah semakin aneh. Contoh seperti kata tikusruk, tikosewad, tisereleu, tijengkang, tigebrus dicari di kamus apapun tidak akan ada, kalaupun ada arti yang paling dasar adalah "jatuh", padahal bukan itu artinya.

Adat Papahare yang selalu dinantikan. Papahare atau Papadangan secara harafiah dapat diterjemahkan sebagai makan masakan sendiri secara bersama-sama di suatu tempat. Istilah ini bisa disamakan dengan piknik. Orang Sunda memiliki tradisi Papahare atau makan bersama, baik bersama keluarga, rekan, sahabat, maupun tetangga. Tujuan dari Papahare ini adalah untuk menambah kesan kekeluargaan.

Setiap orang Sunda memiliki skill seni yang tinggi, Setiap orang memiliki sisi sensitivitas sendiri-sendiri terhadap setiap karya seni, dan tidak semua orang memiliki skill bagus dengan sebuah karya seni. Tapi anehnya, semua orang Sunda yang saya temui pernah mengaku bahwa mereka bisa memainkan alat musik dan bisa menari meskipun latar belakang mereka bukanlah seniman. Minimal angklung. 

Orang sunda pandai membuat akronim yang mudah jadi sesuatu yang booming, seperti cilok singkatan dari Aci Dicolok, Colenak singkatan dari Dicocol Enak, atau Combro singkatan dari Oncom Dijero. Meskipun terdengar aneh, tapi kebiasaan orang Sunda ini sukses bikin banyak orang penasaran dan ingin mencoba kuliner khas Sunda.

Berbicara dengan nada romantic, kebiasaan unik orang Sunda yang lain ialah memiliki nada bicara yang romantis. Logat ini tentu sebagai kebiasaan yang sudah ada sejak dahulu. Contoh kecilnya saja, saat sedang disapa maka akan membalas dengan nada yang halus terlebih saat pada lawan jenis. Salah satunya yaitu "Punten aa" atau "Neng Geulis pisan" sangat romantis jika dikatakan langsung oleh orang Sunda. Memang, hal ini merupakan logat yang hanya dimiliki oleh orang Sunda. Dijamin, perkataan ini dapat membuat lawan jenis semakin terpana.

Tingkeban Untuk Ibu Hamil 7 Bulan. Tingkeban adalah sebuah istilah yang berasal dari kata Tingkeb yang memiliki makna "tutup", artinya sang ibu hamil yang sudah masuk 7 bulan masa kehamilan tidak diperbolehkan bergaul dengan suaminya sampai empat puluh hari setelah melahirkan. Tidak hanya itu saja, hal ini juga sebagai tanda agar si ibu tidak melakukan pekerjaan yang berat karena bayi yang ada di dalam kandungnya sudah besar. Alasannya adalah untuk menghindari semua hal buruk yang tidak diinginkan selama kehamilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun