Tak terasa Hari Raya Idul Adha 2025 (1426 Hijriyah) sudah seminggu lebih berlalu. Ibadah kurban sudah tuntas dilakukan oleh umat Islam. Demikian juga halnya dengan pelaksanaan ibadah haji. Kini para jemaah haji Indonesia sudah ada yang pulang kembali ke tanah air dan sebagian masih menunggu proses pemulangan ke Indonesia.
Ibadah haji adalah suatu yang dicita-citakan oleh sebagian besar masyarakat muslim Indonesia. Tiap tahun ketika musim haji tiba, jemaah haji Indonesia yang telah dipanggil berhaji, pergi ke Tanah Suci untuk menjadi tamu Allah SWT.Â
Namun tidak semua jemaah haji bisa berangkat karena keterbatasan kuota (daya tampung) yang telah ditentukan oleh Kerajaan Arab Saudi. Sehingga selalu saja terdapat daftar tunggu bagi para calon jemaah haji setiap tahunnya itu. Daftar tahun ini, berangkat lima, sepuluh bahkan dua puluh tahun ke depan. Tak jarang banyak calon jemaah haji yang meninggal ketika menunggu untuk bisa pergi.
Perjalanan haji memerlukan tersedianya dana yang memadai. Biaya yang dikeluarkan tergolong mahal bagi sebagian besar orang. Banyak orang yang bersusah payah menabung sejak usia muda. Mereka bekerja membanting tulang, menyisihkan sebagian pendapatannya.Â
Banyak pula orang yang rela berkorban menjual harta bendanya demi pergi ke Tanah Suci. Warisan orang tua, tanah sawah dan kebun, mobil bahkan rumah pun dijual untuk ongkos haji. Namun itu ternyata tidak menghalangi semua orang untuk pergi haji.
Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Hukumnya wajib bagi setiap orang yang mampu melaksanakannya. Orang yang telah haji dalam masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Banyak orang yang telah berhaji menjadi semakin mendalami ilmu agama. Bahkan tak jarang menjadi pemuka agama.Â
Sejarah pun mencatat tokoh-tokoh pergerakan nasional melawan penjajah adalah orang-orang yang telah ber-haji. Ibadah haji telah banyak memberikan pencerahan bagi sebagian orang untuk melakukan perubahan di dalam hidupnya.
Hakikat Haji
Sesungguhnya pemaknaan ibadah haji perlu ditempatkan lebih membumi dalam kehidupan keseharian masyarakat. Janganlah ibadah haji dimaknai secara dangkal dan sempit. Banyak orang beranggapan ibadah haji hanya sekedar melaksanakan Rukun Islam yang kelima saja.Â