Mohon tunggu...
Firgiawan Aladiya
Firgiawan Aladiya Mohon Tunggu... Penulis, Pelajar

saya firgiawan aladiya seorang pelajar, yang hobi menulis https://ibnukhalduncirebon.sch.id/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teaching Factory SMK

5 Oktober 2025   17:58 Diperbarui: 5 Oktober 2025   17:58 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teaching Factory SMK adalah model pembelajaran berbasis produksi dan jasa nyata yang menghubungkan sekolah dengan dunia industri. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung layaknya di dunia kerja. Karena itu, Teaching Factory menjadi strategi penting untuk menciptakan lulusan yang kompeten, produktif, dan siap bersaing di dunia kerja modern.

Apa Itu Teaching Factory SMK?

Teaching Factory (TeFa) adalah konsep pembelajaran yang memadukan pendidikan dengan proses produksi nyata. Di dalamnya, siswa dilibatkan secara langsung untuk mengelola, merancang, hingga menghasilkan produk atau layanan yang bernilai jual. Dengan kata lain, SMK tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga berfungsi seperti miniatur industri.

Konsep ini muncul karena dunia kerja saat ini menuntut keterampilan praktis yang kuat. Oleh sebab itu, TeFa dirancang agar siswa terbiasa bekerja dengan standar industri sesungguhnya. Bahkan, beberapa sekolah sudah bekerja sama langsung dengan perusahaan untuk memastikan kualitas pembelajarannya sesuai kebutuhan pasar kerja.

Tujuan Utama Teaching Factory di SMK

Sasaran utama dari Teaching Factory sangat jelas: meningkatkan kompetensi lulusan SMK. Namun lebih dari itu, ada beberapa tujuan penting lainnya, seperti:

  1. Meningkatkan keterampilan teknis siswa.
    Dengan melakukan pekerjaan nyata, siswa memperoleh pengalaman praktik yang tidak bisa didapat dari teori saja.

  2. Meningkatkan kerja sama sekolah dan industri.
    Melalui proyek bersama, sekolah dapat memahami standar industri, sementara perusahaan mendapatkan calon tenaga kerja siap pakai.

  3. Membentuk karakter profesional.
    Karena lingkungan kerja TeFa menyerupai industri, siswa belajar disiplin, tanggung jawab, dan teamwork sejak dini.

  4. Mendorong kewirausahaan.
    Melalui produk dan jasa yang dihasilkan, siswa juga belajar tentang manajemen bisnis dan pemasaran.

Manfaat Teaching Factory bagi Siswa SMK

Implementasi Teaching Factory memberikan banyak keuntungan nyata. Pertama, siswa memperoleh pengalaman kerja sebelum lulus, sehingga lebih percaya diri ketika memasuki dunia industri. Kedua, karena sudah memahami proses produksi dari awal hingga akhir, mereka juga lebih kreatif dalam menemukan solusi atas masalah teknis.

Selain itu, manfaat lain yang tidak kalah penting adalah terbentuknya etos kerja profesional. Siswa diajarkan untuk mengikuti target waktu, menjaga kualitas produk, dan beradaptasi terhadap perubahan teknologi. Akibatnya, lulusan SMK dengan sistem TeFa lebih mudah diserap oleh dunia kerja.

Contoh Penerapan Teaching Factory di SMK

Beberapa SMK di Indonesia sudah berhasil menerapkan Teaching Factory dengan berbagai bidang keahlian. Misalnya:

  • SMK jurusan otomotif membuka bengkel servis umum dengan standar industri.

  • SMK tata boga mengelola usaha katering profesional yang melayani masyarakat sekitar.

  • SMK multimedia membuat proyek desain grafis dan video promosi untuk UMKM.

  • SMK permesinan memproduksi komponen industri kecil yang dijual ke perusahaan mitra.

Melalui penerapan nyata seperti itu, siswa tidak hanya belajar keterampilan teknis, tetapi juga memahami proses bisnis dari hulu ke hilir.

Peran Industri dalam Teaching Factory

Perusahaan memiliki peran besar dalam kesuksesan Teaching Factory. Sebab, tanpa kolaborasi dengan dunia industri, kegiatan produksi di sekolah akan sulit mengikuti perkembangan teknologi terkini. Oleh karena itu, banyak SMK menjalin kerja sama langsung dengan perusahaan dalam bentuk:

  • Pengiriman instruktur industri ke sekolah,

  • Penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan kerja,

  • Magang siswa dan guru di perusahaan,

  • Serta sertifikasi kompetensi bersama lembaga industri.

Dengan kolaborasi semacam ini, proses belajar menjadi lebih relevan dan adaptif terhadap tren industri 4.0.

Tantangan Implementasi Teaching Factory

Meski konsep ini sangat ideal, pelaksanaannya tidak selalu mudah. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan fasilitas dan peralatan di sekolah. Selain itu, tidak semua guru memiliki pengalaman langsung di industri, sehingga pelatihan tambahan perlu dilakukan.

Namun, meskipun terdapat kendala, pemerintah terus mendorong penerapan Teaching Factory melalui dukungan anggaran, pelatihan guru, dan kerja sama lintas sektor. Dengan demikian, model ini diharapkan semakin merata di seluruh SMK di Indonesia.

Teaching Factory dan Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, Teaching Factory menjadi bagian penting dari pembelajaran berbasis proyek. Melalui pendekatan ini, siswa diberi kebebasan untuk berinovasi sesuai minat dan potensi mereka. Selain itu, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa agar proses produksi tetap sesuai standar industri.

Dengan begitu, sistem ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga mengembangkan soft skill, seperti komunikasi, kreativitas, dan kolaborasi.

Kesimpulan

Teaching Factory SMK bukan sekadar metode belajar baru, melainkan strategi transformasi pendidikan vokasi yang membawa SMK ke arah lebih profesional dan produktif. Karena siswa belajar langsung dari dunia industri, mereka tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap berwirausaha.

Melalui kolaborasi antara sekolah, guru, siswa, dan dunia usaha, konsep ini mampu menjadi jembatan nyata antara pendidikan dan dunia kerja. Oleh karena itu, Teaching Factory layak menjadi fokus utama pengembangan SMK di era modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun