Mohon tunggu...
firdhalif
firdhalif Mohon Tunggu... Lainnya - warga biasa

just so so

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kayuhan Sepeda yang Menginspirasi

6 Desember 2017   12:40 Diperbarui: 6 Desember 2017   12:48 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.co.id/search?q=photography+sepeda+kayuh+kuno&dcr=0&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwij1Yyt1_TXAhWBpZQKHZyCAuoQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=5f66bfikxlFgZM:

selamat pagi  menjelang siang kompasianer, di pagi menjelang siang ceria ini mari kita ceriakan hari dengan nyanyian dulu yukk..

" pagiku cerahku, matahari bersinar..

Ku gendong tas merahku dipundak..

Slamat pagi semua kunantikan dirimu di depan kelasku..

Menantikan kami..

Guruku tersayang..

Guruku tercinta, tanpamu apa jadinya aku.."

Dan seterusnya.. siapa yang hafal lirik lagu ini?

Nah, dari lagu ini saya dapat menarik inspirasi seorang guru idola saya di zaman Sedolah Dasar dulu. Beberapa hari yang lalu saya diberi kesempatan untuk bertemu dengan beliau lagi. namun, sayangnya saya belum diberikan kesempatan untuk sedikit bincang-bincang lagi dengan beliau.

Kala itu, di sore hari saat saya dalam perjalanan menuju rumah (baca: pulang) di jalan saya mendapati suasana Kota Malang yang macet. Suasana sore itu diselimuti hujan rintik-rintik gemas dan dingin. Nah, di persimpangan dekat sekolah dasar saya dulu yang memang letaknya tak jauh dari rumah saya, saya melihat guru favorit saya kala SD. Beliau hendak menyebrang ke sekolah dan saya yang terjebak macet menyapa dengan senyum. Yah mungkin beliau sudah lupa dengan banyaknya alumni yang telah diajarnya dan juga faktor usia saya yang sudah tidak imut lagi saat sekolah dasar. hehe

Teringat saat saya masih menjejaki jenjang Sekolah Dasar dulu, yang masih sangat polos dan tidak seperti kidz zaman now yang mainannya gadget, dll. Kala itu masih zamannya hanphone adalah barang mahal yang tidak semua anak punya. Dan handphone yang paling bagus yang ada kameranya. Saya tertawa mengingatnya. Beliau (Guru saya) sangat ikhlas megajari kami, selain itu beliau juga banyak mengajarkan tentang makna hidup kepada kami. Beliau tiap harinya berangkat ke sekolah tidak pernah terlambat dengan menggunakan sepeda kayuh, yang jarak dari rumah beliau terbilang jauh untuk bersepeda kayuh. Menurut saya beliau merupakan bentuk kesederhanaan yang tidak dibuat buat.

Dari beliaulah saya ingin mengabdikan diri yang semoga nanti bisa memperbaiki penerus bangsa saat ini (baca: kids zaman now). Ini nih, mungkin ada sedikit yang ingin sekali saya sampaikan pada guru saya:

" assalamualaikum wr. Wb..

Pak, bagaimana kabarnya? Semoga selalu diberi kesehatan untuk mengajari penerus bangsa.

Terimakasih untuk semua yang telah njenengan ajarkan pada saya. Saya teringat pesan bapak kala itu, "apa yag kalian lakukan saat ini, sudah menjadi cerminan nantinya saat besar seperti apa, ingat-ingat pesan saya" yaa memang benar pak, saya tahu betul teman-teman saya yang dulunya berperilaku tidak sopan kepada guru sekarang menjadi apa. Banyak sekali pengalaman yang tidak bapak sampaikan melainkan bapak contohkan dengan tindakan. Ah, mungkin tidak mampu jika hanya dituliskan lewat surat. Terimakasih banyak untuk semua hal kecil yang tidak bapak sadari menjadi inspirasi buat saya. Sehat terus pak, jangan lelah untuk memperbaiki generasi kids zaman now.

Salam hangat saya,

Wassalamualaikum."

Saya jadi terharu kompasianer, yaa mungkin ini sedikit curahan pagi yang mengobarkan kembali semangat juang. Selamat pagi dan selamat beraktifitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun