Mohon tunggu...
Firdaus Deni Febriansyah
Firdaus Deni Febriansyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Seorang freelance content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sekte Makan Lalapan Tanpa Kuah

26 Januari 2021   11:53 Diperbarui: 26 Januari 2021   12:17 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image source: kibrispdr.org

Di sebagian daerah, salah satunya di Sumatera Selatan lalapan (baik ikan maupun ayam) selalu disajikan dengan kuah. Biasanya penjual memberikan mangkok kecil sebagai tempat menaruh kuah tersebut dan cara menikmatinya dengan cara diseruput menggunakan sendok atau langsung ke mulut jika kuah sudah nggak panas lagi.

Jangan tanya saja bagaimana cara membuat kuah lalapan itu. Saya pun nggak tau sama sekali apalagi pandai membuat kuah tersebut. Silakan cari sendiri panduannya di google atau youtube.

Kembali lagi ke awal, walaupun orang lain kelihatannya begitu nikmatnya menikmati lalapan dengan kuah panas-panas, tapi jujur saja saya nggak pernah makan kuah itu hanya lalapannya saja.

Jadi kalau saya beli lalapan dan dibungkus, kuah yang dibungkus plastik terpisah nggak saya konsumsi tetapi saya bagikan kepada orang lain. Bisa ibu saya atau orang lain yang ada di rumah.

Mengapa begitu? Tentu saya punya alasan tersendiri. Beginilah alasan mengapa saya masuk golongan sekte makan lalapan tanpa kuah lalapan:

Merasa Aneh dengan Makanan Model Seperti Ini

Jujur saja, makan lalapan sama kuah menjadi salah satu hal aneh dan hgak biasa di dalam hidup saya. Bagaimana nggak aneh, lalapan selama ini (sebelum saya kenal dengan lalapan berkuah) hanya identik dengan lauk, dan juga sayur-sayuran.

Jadi, adanya kuah membuat saya merasa asing dengan makanan ini. Setelah saya mencicipinya sekali, sampai saat ini saya nggak pernah mencicipinya lagi.

Rasa yang Nggak Biasa

Selain karena bentuknya yang nggak biasa, hal yang saya anggap aneh dengan makanan satu ini adalah dari rasanya. Makan ayam goreng ditambah sayur hijau plus sambal merah, tapi juga ada kuahnya. Seperti makan soto, tapi ini bukan soto namanya.

Rasanya sedikit aneh bagi saya, soalnya sambal untuk soto dan untuk lalapan di tempat tinggal saya sebelumnya sangat jauh berbeda. Sepertinya lidah saya memang kurang cocok walaupun banyak orang mengatakan rasanya begitu nikmat.

Makan Pakai Tangan Jadi Nggak Bebas Lagi

Sebelumnya saya terbiasa makan lalapan pakai tangan. Makan nasi, ikan/ayam, dan sayur lalu nyocolin ke sambalnya lalu dimakan. Rutinitas itu selalu dilakukan setiap saya makan lalapan baik sendiri maupun bersama yang lainnya.

Tetapi setelah adanya kuah, saya merasa nggak bisa makan pakai tangan secara bebas. Tangan yang satu makan pakai tangan dan tangan satu lagi pegang sendok untuk menyeruput kuahnya.

Karena nggak mungkin tentunya minum kuah pakai tangan. Kesannya jadi menjijikkan dan kurang enak dilihat kalau lagi makan di tempat umum ada banyak sekali orang. Sebenarnya bisa-bisa aja sih seruput langsung sama mangkoknya, tapi tetap bagi saya hal itu adalah hal yang kurang sopan.

Mengotori Sendok dan Boros Air

Dahulu kala makan lalapan ayam ataupun ikan hanya butuh piring saja. Bisa juga tanpa piring kalau belinya pakai kertas nasi. Semenjak kuah datang, mau nggak mau sendok harus digunakan.

Sungguh ribet sekali dan membuat perabot yang kotor semakin banyak. Bikin boros air karena harus mencuci sendok kotor yang sebenarnya bisa disimpan saja seandainya lalapan tersebut nggak usah diberi kuah.

Masih mending jika yang digunakan adalah air sumur, kalau yang dipakai adalah air sanyo membuat konsumsi listrik menjadi lebih boros.

Kalau makan di warung atau rumah makan, kasihan orang-orang yang harus mencuci begitu banyak sendok kotor karena makanan ini. Maka dari itu, jika makan lalapan di warung saya lebih memilih tanpa kuah sehingga pemiliknya nggak perlu ngasih sendok lagi.

 

Saya nggak tau apakah di dunia ini hanya saja yang makan lalapan tanpa mengonsumsi kuahnya juga. Tapi sepanjang yang saya tau, memang belum pernah saya temukan tipe orang yang makan lalapan tanpa kuah. Karena pada umumnya mereka makan kuahnya juga, ibu saya pun nggak satu golongan dengan soal urusan ini.

Terakhir, saya nggak melarang sama sekali apabila kamu tetap mau makan lalapan bersama kuahnya. Pilihan kembali ke masing-masing individu dan soal ini nggak perlu diperdebatkan. Terima kasih ~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun