Mohon tunggu...
Firdaus Al Faqi
Firdaus Al Faqi Mohon Tunggu... Nulis suka-suka.

Bukan malaikat, jadi wajar kalo banyak salahnya.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Bukan Harga, Rasa, atau Aroma: Roti'O Berhasil "Melibas" Rotiboy karena Starting Point-nya Ideal dan Agresif Buka Cabang

8 Juli 2025   12:53 Diperbarui: 8 Juli 2025   16:17 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Aku pernah baca satu komentar di subforum Reddit r/Indonesia, yang bilang, "Roti'O 90% se-enak Rotiboy, 1000% lebih banyak tersedia." Ini nunjukin, kalau gerakan produk yang ownernya masih misterius ini emang masif betul buka gerai, sementara Rotiboy, lebih berhati-hati soal ekspansi. 

Hal yang sepertinya cukup buat jadi alasan kenapa Roti'O bisa "ngebantai" Rotiboy di Indonesia ini adalah ambisinya buka cabang. Setelah nemu starting point yang begitu manis, Roti'O mulai menancapkan gerainya di berbagai tempat mulai dari stasiun, terminal, bahkan bandara dan mall juga jadi sasarannya. Semua tempat, premium atau enggak, dilibas sama brand ini. Bahkan untuk di lokasi macem Radiator Spring tempat saya tinggal, Situbondo, Roti'O juga hadir. Tepatnya di salah satu pusat perbelanjaan. Agresif kali, Wak. 

Kalau melihat dari pola buka cabangnya setelah dapetin sweet spot, Roti'O nggak milih-milih dengan juga menyasar tempat orang-orang dari semua lapisan sosial, dari menengah ke bawah sampai menengah ke atas. Market yang jadi segmen utama Rotiboy seperti di mall dan bandara masih "disikat" juga. Jelas berbeda sama Rotiboy yang agaknya punya owner lebih kalem. Rotiboy, emang banyak buka outlet di mall-mall besar sama bandara. Bahkan ada artikel di Terminal Mojok ini bilang kalau Rotiboy adalah kuliner khas bandara. Segmennya lebih spesifik, yakni orang-orang yang paling nggak, sering naik pesawat sama suka belanja atau jajan di mall. 

Kenapa Roti'O dibilang ambisius buka cabang? Lha, Roti'O itu berdiri dari 2012 dan sekarang, sudah punya kurang lebih 680 outlet di Indonesia. Sedangkan Rotiboy, yang jadi pionir dan udah hadir lebih dari dua dekade, kabarnya baru--mana yang bener aja lah--31 - 70 outlet di Indonesia. Selisih jumlah outletnya berkali-kali lipat lebih banyak Roti'O dan dikerjakannya dalam waktu yang lebih singkat. Ini baru yang namanya ambisius!

Jadi, setidaknya ada dua faktor yang bikin Roti'O berhasil ngalahin "orangtua"-nya ini, yakni starting point-nya ideal dan juga agresivitasnya buka ratusan cabang dalam waktu singkat. Soal revenue, top of mind, yang dominan di market, sepertinya udah bisa ditebak siapa pemenangnya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun