Di Cimarga, rokok lebih sakral dari rapor. Tamparan lebih viral dari kurikulum. Dan pelukan pejabat lebih penting dari evaluasi sistem pendidikan.Â
Kita hidup di republik yang takut pada konflik, tapi gak takut pada kegagalan. Kita hidup di sistem yang lebih cepat menonaktifkan guru daripada menonaktifkan warung rokok.
Dan kita pulang dengan satu pertanyaan:
Kalau sekolah bukan tempat mendidik, lalu kita mau titip masa depan anak di mana?
Di warung rokok? Atau... di kantor Gubernur?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI