Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Pendatang Baru

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Politik

WARAS: Strategi Bertahan di Negara yang Sakit

23 September 2025   06:00 Diperbarui: 23 September 2025   07:45 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang stres dengan kondisi negara yang tidak menentu. (Dok. Freepik/Kompas.com)

Gue pernah mikir, jangan-jangan gue doang yang ngerasa... dunia ini udah gak waras lagi.

Tiap buka berita, isinya sandiwara. Tiap scroll medsos, makin banyak orang pinter yang justru ngebela yang salah. Dan tiap kali gue nanya, “Kenapa ini dibiarkan?

Jawabannya selalu sama:

“Udah lah, lo kebanyakan mikir.”

Tapi justru di situ masalahnya:  
semua orang disuruh berhenti mikir.

Lo tahu gak....

60% anak Indonesia gak bisa membaca dengan pemahaman. Sumber: [PISA OECD, 2018-2022]

Artinya mereka bisa baca paragraf, tapi gak ngerti maksudnya. Bisa jawab soal, tapi gak ngerti logikanya. Bisa nulis esai, tapi cuma ngulangin narasi yang lagi rame.

Kenapa? Karena dari kecil kita gak diajarin nanya. Kita cuma diajarin nurutin. Kita tumbuh di dalam sistem yang lebih takut sama pertanyaan daripada sama kebodohan.

Di media sosial, algoritma nentuin siapa yang layak didengar. Konten edukatif dikubur. Yang naik? Yang teriak. Yang flexing. Yang konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun