Cilegon. Kota ini mungkin lebih dikenal sebagai kerajaan baja daripada destinasi wisata. Tapi, siapa sangka ada satu bangunan tua yang diem-diem penuh cerita. Namanya Rumah Dinas Wali Kota Cilegon, yang udah eksis sejak 1880-an.
Gaya arsitekturnya Belanda banget. Mulai dari jendela besar hingga denah kotak-kotak yang bikin iri arsitek zaman sekarang.
Dulu, bangunan ini nggak cuma jadi tempat numpang ngadem. Sebelum jadi Rumah Dinas Wali Kota Cilegon, ia pernah jadi kantor asisten Residen Belanda dan Kawedanan.
Dan ya, kalau dindingnya bisa ngomong, mereka pasti bakal ngeluh:
"Tolong, banyak banget manusia toxic di sini sejak zaman kolonial"
Geger Cilegon 1888: Tragedi Berdarah di Tanah Jawara
Kembali ke akhir abad ke-19, tepatnya 1888, rakyat Banten sedang nggak santai.
Mereka memutuskan untuk melawan penjajahan Belanda dengan apa yang mereka punya---dari golok sampai keberanian supermaksimal. Peristiwa ini dikenal sebagai Geger Cilegon.
Rumah Dinas ini, yang waktu itu jadi saksi diam-diam, pasti ngeliat banyak banget kejadian yang bikin bulu kuduk berdiri.
Tapi tentu saja, rumahnya nggak protes. Ia diam saja, menyaksikan perlawanan dan darah yang tumpah. Kalau rumah ini punya TikTok, mungkin ia bakal bikin video POV:
"Saksi bisu tragedi."
Museum? Kenapa Nggak!
Sekarang, Pemerintah Kota Cilegon lagi punya proyek ambisius: bikin rumah ini jadi museum.
Revitalisasinya udah masuk tahap Detail Engineering Design (DED), yang entah kenapa terdengar kayak nama tim sepak bola Eropa. Fokusnya di gedung utama dulu---maklum, anggaran selalu menjadi teka-teki.
Tapi pelan-pelan, bakal ada pameran benda sejarah, mulai dari naskah kuno, artefak, sampai barang-barang lain yang bikin museum ini lebih dari sekadar tempat numpang ngadem AC.
Oh, dan ada rencana keren lain:
Panggung seni budaya, auditorium, bahkan konsep mini zoo di depannya.
Mini zoo? Yaa, biar anak-anak bisa diajak ikut, meskipun niat awal kita adalah belajar sejarah sambil ngabuburit.
Ramadan dan Sejarah yang Selalu Lupa Kita Sentuh
Ramadan kali ini, coba deh kita kasih waktu buat berhenti sejenak. Jangan cuma sibuk ngitung hari menuju THR.
Mungkin, ini saatnya ngabuburit dengan mendalami sejarah. Rumah yang bakal jadi museum ini kayak punya agenda sendiri:
Ngajakin kita buat memahami nilai-nilai Perjuangan Geger Cilegon.
Coba pikir, gimana sabarnya para pejuang dulu menghadapi penjajah.
Mereka berjuang demi sesuatu yang lebih besar, seperti kita yang berusaha melawan hawa nafsu di bulan Ramadan.
Masih mau ngeluh puasa panas-panasan?Bayangin aja perjuangan mereka sambil ngunjungin museum ini (nanti kalau jadi).
Ketika Rumah Tua Nggak Lagi Diam
Begini lho, Rumah Dinas Wali Kota Cilegon ini nggak cuma bangunan biasa.
Transformasi jadi museum adalah cara dia berbicara lagi---tentang masa lalu, tentang identitas Kota Cilegon, dan tentang bagaimana perjuangan harus dihormati.
Ramadan ini, kenapa nggak kita sempatkan waktu buat jadi pendengar setia cerita panjang rumah ini? Siapa tahu, sejarahnya lebih menginspirasi daripada quotes Instagram.
Penulis:Â Firasat Nikmatullah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI