Mohon tunggu...
Fira
Fira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengikut Ali Bin Abi Thalib Bukan Aliran Sesat

23 September 2018   15:41 Diperbarui: 23 September 2018   16:17 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum wr. wb.

Bismillahirrahmanirrahim..

Berbicara tentang syi’ah, tentu  banyak orang yang belum paham betul tentang syi’ah, seluk beluk maupun bagaimana syi’ah sendiri itu muncul. Bahkan pada beberapa masyarakat, tak jarang pula ada yang beranggapan salah tentang  syi’ah. Maka dari itu, betapa pentingnya mempelajari dan memahami tentang syi’ah agar tak terjadi kesalahan persepsi di masyarakat. Artikel ini pun ditulis bukan dengan maksud mendoktrin salah tentang syi’ah, melainkan artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas yang dosen saya berikan kepada saya.

Kemenag RI (2015:29) menyatakan istilah syi’ah sendiri berasal dari kata yang berbahasa Arab “Syi’ah” yang berarti pembela atau pengikut seseorang. Ada pula makna bahwa syi’ah berarti kaum yang berkumpul diatas suatu perkara. Syi’ah merupakan bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi’ah Ali yang artinya pengikut Ali. Adapun menurut terminologi islam, syi’ah memiliki makna yaitu siapapun yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib adalah yang paling utama dibandingkan dengan sahabat yang lain dan merupakan penerus risalah kenabian sebagai pemimpin umat setelah Rasulullah SAW, sebab mereka percaya bahwa Ali bin Abi Thalib yang merupakan sepupu serta menantu Nabi Muhhammad SAW telah dipilih melalui perintah langsung oleh Nabi Muhammad SAW dan mereka yakin bahwa perintah tersebut merupakan wahyu dari Allah SWT.

(Wahyuddin Din, 2015, Perkembangan dan Pemikiran syi’ah, http://pendididkanislamblogaddress.blogspot.com/2015/10/perkembangan-dan-pemikiran-syiah.html, diakses tanggal 23 september 2018) berpendapat bahwa Syi’ah adalah mazhab tertua dalam Islam. Mazhab ini muncul sebagai suatu pergerakan politik diakhir masa pemerintahan utsman ra, kemudian tumbuh subur dan berkembang dimasa kekhalifahan Imam Ali ra. Perkembanganya yang demikian pesat berkat sosok Imam Ali bin Abi Thalib ra. Yang membuat kagum umumnya masyarakat muslim saat itu dengan banyak manusia semakin tampak keagungan, kecerdasan dan pengetahuanyayang dalam tentang permasalahan agama. Hal ini membuat sebagian merasa terkejub dengan pribadi yang bersahaja ini dan mereka mulai menyebarluskan ketakjuban mereka kemasyarakat luas

Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa syi’ah muncul ketika berlangsungnya perang antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sofyan lebih tepatnya pada saat Perang Siffin. Dalam peperangan ini pasukan Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi dua, satu kelompok yang mendukung Ali bin Abi Thalib yang kita kenal sebagai syi’ah dan kelompok yang menolak sikap Ali bin Abi Thalib yang disebut khawarij (Kemenag RI, 2015:29)

(Darwin Eka Saputra, 2015,Timbulnya perpecahan dan macam—macam aliran dalam islam, http://d4rw1n.blogspot.com/2015/08/timbulnya-perpecahan-dan-macam-macam.hhtml?m=1, diakses tanggal 23 september 2018)berpendapat bahwa aliran syi’ah muncul diawali dengan tersisanya pasukan Ali bin Abi Thalib setelah Khawarij menyempal. Setelah adanya keputusan tahkim (persetujuan antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah yang berselisih dalam menerima keputusan secara adil dalam perselisihan mereka), mereka membulatkan tekad membuat sebuah keputusan untuk mendukung Ali bin Abi Thalib. Syi’ah yang pertama kali muncul pun tidak pernah mencaci dan mencerca sahabat.

Kemenag RI (2015:30) mengungkapkan tokoh-tokoh dalam syi’ah ialah Abu Dzar al Ghiffari, Midad bin Al aswad, Ammar bin Yasir dan sejumlah ulama yang menyatakan diri sebagai keluarga Nabi Muhammad SAW (Ahlul Bait).

Syiah memiliki Doktrin Ajaran, diantaranya:

  • Tauhid, yaitu kepercayaan bahwa Allah SWT Maha Esa
  • Al ‘Adl, yaitu kepercayaan bahwa Allah Maha Adil
  • An Nubuwwahh, yaitu kepercayaan Syi’ah yang meyakini keberadaan para nabi sebagai pembawa berita dari Allah SWT kepada umat manusia
  • Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000
  • Nabi dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad SAW
  • Nabi Muhammad SAW suci dari segala aib dan tidak cacat apapun. Beliaulah nabi yang paling utama dari seluruh nabi yang ada
  • Ahlul Baitnya yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan 9 Imam dari keturunan Husain adalah manusia-manusia suci
  • Al-qur’an merupakan mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW
  • Al Imamah, yaitu Syi’ah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian
  • Al Ma’ad, yaitu kepercayaan bahwa akan terjadi hari kebangkitan

Tanpa memperhatikan perbedaan tentang kekhalifahan, Syi’ah mengakui otoritas Imam Syi’ah atau yang juga dikenal dengan Khalifah Ilahi sebagai pemegang otoritas agama, walaupun sekte dalam Syi’ah berbeda. Kemenag RI (2015:30-31) menyatakan bahwa sekte yang terdapat dalam Syi’ah pun terpecah menjadi 22 sekte. Namun, dari 22 sekte tersebut hanya tersisa 3 sekte yang masih ada sampai sekarang, yakni:

  • Dua Belas Imam, disebut juga Imamiahh atau Itsna ‘Asyariah (12 Imam). Dinamakan demikian karena mereka percaya yang berhak memimpin kaum muslim hanya 12 imam. Alirran ini merupakan yang terbesar dalam Syi’ah.
  • Ismailiyah, disebut juga 7 Imam. Mereka percaya bahwa yang berhak memiimpin kaum muslim hanya ada 7 imam dari Ali bin Abi Thalib dan Imam yang ke tujuh ialah Isma’il.
  • Zaidiyah, disebut 5 Imam. Mereka merupakan pengikut dari Zaid bin ‘Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Pada saat ini jarang sekali kaum muslim yang menganut aliran sy’iah ini, terutama di Indonesia yang notabene muslimnya menganut aliran Ahlussunnah Wal Jamaah meskipun sampai saat ini masih ada beberapa yang tetap menganut aliran Syi’ah. Namun berbeda lagi dengan muslim yang berada di Negara Iraq, Iran maupun Yaman, disana muslimnya terkenal sebagai penganut aliran Syi’ah. Namun yang perlu kita perhatikan, apapun aliran yang kita yakini jangan sampai memecah belah ukuwah antar sesama Muslim, sebab dimata Allah kita adalah sama, hanya saja bagaimana cara kita tetap beriman kepada Allah dan rasulullah dengan sebaik-baiknya iman yang seharusnya ditanamkan dalam diri kita dengan sebaik-baiknya perbuatan pula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun