Mohon tunggu...
Fiqri Ilham
Fiqri Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - QWERERYIOIUYRERTEULIYTR

QWEQWRRGEDGSFWEFWESDFSWEF

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Hambatan Pancasila sebagai Ideologi

20 April 2021   22:48 Diperbarui: 20 April 2021   23:38 4983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila dijadikan pandangan hidup berbangsa dan bernegara sejak Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945. Penetapan pandangan hidup yang berdasarkan Pancasila ini dilakukan berdasarkan kesepakatan dan kesadaran penuh bangsa Indonesia. Dengan Pancasila, bangsa Indonesia telah mampu memecahkan berbagai permasalahan di bidang politik, ekonomi dan budaya yang timbul dalam perubahan sosial budaya yang bersifat global.

2. Pengaruh Unsur Budaya dalam Pemakaian Bahasa IndonesiaBangsa Indonesia perlu mensyukuri dan sekaligus bangga karena memiliki bahasa nasional yang diakui, dipelajari dan dijadikan sevagai jati diri bangsa, khususnya dalam berkomunikasi. Modernisasi dan globalisasi juga ikut mempengaruhi atau mungkin mengubah berbagai unsur bahasa yang kita miliki, misalnya perbendaharaan kata, gaya berbahasa dan struktur pembahasan yang digunakan. Ini semua menjadi tantangan agar kita dapat membangun bahasa Indonesia tanpa menghilangkan ciri khas bahasa itu sendiri, yang terbukti dapat mempersatukan berbagai suku, etnis dan agama di seluruh Indonesia.

3. Berkurangnya Legitimasi AgamaBanyak sarjana Sosiologi dan Antropologi beranggapan bahwa ketika agama berhadapan dengan

modernisasi, peranannya sebagai faktor legitimasi utama dalam masyarakat akan tersisihkan dan digantikan oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri atas dasar kemajuan ilmu pengetahuan.

Gencarnya modernisasi dan globalisasi, sedikit banyak telah mempengaruhi pola beragama dan terhadap kepercayaan dalam masyarakat Indonesia. Menghadapi kenyataan ini, agama dituntut dapat senantiasa menjawab tantangan global tersebut. Caranya dengan menggali nilai-nilai dan melakukan redifinisi terhadap konsep-konsep beragama yang dianggap tidak relevan lagi dengan tuntutan zaman. Namun bukan berarti kita mengubh ajaran mendasar dari agama dan keyakinanyang kita anut selama ini.

4. Dekadensi Moral dan Kekacauan KemanusiaanDekadensi moral adalahmelemahnya atau terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang dan kebersamaan didalam diri manusia. Semua ini melahirkan manusia-manusia yang suka merampashak orang lain dan tidak mempedulikan nasib sesamanya.


5. Perubahan Pola Perilaku dalam PergaulanPola perilaku yang hingga saat ini masih ditemukan dan merupakan warisan leluhur diantaranya adalah kekeluargaan, musyawarah untuk mencapai mufakat dan gotong royong. Semua ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh atau mungkin bisa dikatakan tercemar oleh corak kebudayaan asing yang lebih mementingkan individualisme, formalisme, kontrak kerja resmi dan lain sebagainya.Dalam menghadapi tantangan global,Selo Soemardjanmenyatakan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan unsur-unsur kepribadian sebagai berikut.

-Kemampuan dan kebiasaan berpikir secara rasional dan realistis serta objektif dalam menghadapi masalah-masalah yang dijumpai. Kemampuan ini menjadi sarana untuk bekerja secara sistematis, efisien dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun