Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Eterna

25 Juli 2018   23:33 Diperbarui: 25 Juli 2018   23:35 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com

Eterna, hanya inilah yang kumiliki. Ketika ia menghianatiku, Eterna menguatkanku dalam kesulitan untuk mengembalikan kepercayaan. Eterna Adalah kekuatanku ketika ku terjatuh hingga ingin hilang dari dunia.

Ketika ia mulai jenuh padaku, ia pun mulai menjual perhatian pada sosok lain. Pada dia yang memiliki sandaran berkali-kali lebih nyaman ketimbang sandaran bahuku. Marah aku padanya, kesal bercampur emosi. Namun Eterna membuatku bertahan padanya.

"Mengapa kau tetap mempertahankan ku," tanyanya yang mungkin sudah muak melihatku.

"Entahlah, tapi aku memiliki Eterna agar aku tetap bersamamu," jawabku.

"Aku tak yakin, kelak kau juga akan meninggalkanku," katanya.

"Eterna melarangku. Itu tak mungkin terjadi,"

"Bagaimana kau yakin?" Tanyanya.

"Karena aku yakin Eterna adalah jalan hidupku,"

"Ah omong kosong Eterna mu itu," katanya lagi sambil mencibir.

"Aku yakin, Eterna akan menunjukkan padamu, bahwa bahuku merupakan sandaran yang paling nyaman. Eterna akan membuktikan itu," kataku padanya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun