Bagi Habibie, Peci Hitam adalah yang paling sering digunakannya sehari-hari, sedangkan Peci Hitam Adat Pulanga yang dihiasi satu garis emas ditengahnya, terlihat beberapa kali digunakannya dalam beberapa kesempatan, diantaranya saat menggunakan pakaian adat Gorontalo: Takowa Da’a.Â
Sebagai informasi, Takowa Da'a adalah pakaian adat pria Suku Gorontalo yang sering digunakan dalam berbagai upacara adat maupun kegiatan resmi. Yang membedakan adalah pada bentuk songkok atau peci hitam, tergantung siapa yang memakainya.Â
Jika pria tersebut telah memiliki gelar adat Pulanga, maka songkok atau peci hitam yang digunakannya akan memiliki motif berbeda, yaitu dengan garis pita emas ditengah dan motif bunga di sisi bagian kanan.Â
Peci Hitam Adat Pulanga inilah yang juga dimiliki dan digunakan oleh B.J. Habibie.
Habibie dan Peci Hitam adalah pernyataan visual tentang identitas yang berakar dari nilai keislaman, dan kehormatan tanah leluhur Gorontalo yang selalu beliau jaga dan lestarikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kini, pakaian Takowa Da’a lengkap yang dulu pernah dikenakan B.J. Habibie telah menjadi tampilan visual dari Monumen B.J. Habibie yang berdiri kokoh di depan gerbang bandara yang berada di Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Cinta Lewat Rasa: Hidangan khas yang dirindukan
Di balik kesederhanaan dan kejeniusan Habibie, terselip kerinduan dan cinta mendalam pada kuliner tanah leluhurnya dari tanah Sulawesi dan Jawa.Â