Setiap musim haji tiba, ribuan umat Muslim dari wilayah Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara memulai perjalanan spiritualnya dengan langkah awal yang cukup menyita energi. Bukan karena jauhnya tanah suci, tapi karena mereka masih harus transit menuju embarkasi utama yang berada di Makassar atau Balikpapan, dengan tambahan durasi perjalanan tentunya. Perjalanan darat atau udara lintas provinsi sebelum benar-benar berangkat ke Arab Saudi kerap menjadi tantangan, baik secara fisik maupun finansial.
Di tengah dinamika tersebut, muncul harapan besar, menjadikan ''Bandara Djalaluddin di Gorontalo'' sebagai embarkasi penuh haji dan juga pusat penerbangan umrah untuk kawasan utara Indonesia, meliputi Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Sebuah gagasan strategis sejak tahun 2010 (sudah 15 tahun lamanya menunggu kebijakan pemerintah pusat atau 18 tahun setelah Gorontalo ditetapkan sebagai Embarkasi Haji Antara tahun 2007), yang bukan hanya menjawab kebutuhan jemaah, tetapi juga berpotensi membuka babak baru dalam pembangunan layanan keagamaan dan ekonomi daerah di Kawasan Utara Indonesia.
Dukungan PBNU: Momentum Percepatan Realisasi oleh Presiden Prabowo Subianto
Langkah menuju realisasi embarkasi haji penuh di Gorontalo mendapatkan angin segar dengan dukungan dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf. Dalam peresmian Kantor PWNU Provinsi Gorontalo pada 22 Mei 2025, Gus Yahya menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah provinsi menjadikan Gorontalo sebagai embarkasi haji penuh.Â
"Kalau ini untuk kemaslahatan rakyat, saya mendukung. Saya cukup jawab 'ya' saja," tegas Gus Yahya dalam pernyataannya yang dikutip dalam berbagai pemberitaan media online.
Dukungan PBNU begitu penting bagi Gorontalo sehingga diharapkan mampu memperkuat gagasan ini hingga ke pemerintah pusat, sehingga tambahan energi dukungan dari organisasi islam terbesar di Indonesia dapat mempercepat realisasi embarkasi haji penuh di Kawasan Utara Indonesia, melengkapi embarkasi haji penuh Makassar yang terlebih dahulu beroperasi. Apalagi dukungan Ketua PBNU ini rasanya begitu sejalan dan selaras dengan pernyataan Presiden Prabowo saat meresmikan terminal khusus Haji dan Umroh 2F Bandara Soekarno-Hatta pada 4 Mei yang lalu, dmana ia ingin menekan biaya perjalanan haji sehingga lebih murah namun tetap berkualitas. Senada dengan hal tersebut, tentu Embarkasi Haji Penuh Gorontalo dapat menjadi salah satu solusinya.
Manfaat Lebih Luas untuk Masyarakat di Kawasan Utara Indonesia
Realisasi embarkasi haji penuh Gorontalo ini juga akan membawa dampak positif bagi pengembangan ekonomi lokal. Sektor transportasi, perhotelan, kuliner, dan jasa pendukung lainnya akan bergerak mengikuti alur kebutuhan jemaah. Tidak hanya bagi Gorontalo, namun daerah-daerah sekitarnya pun berpotensi ikut tumbuh dalam ekosistem layanan keberangkatan ibadah haji dan umrah.Â
Selain itu, faktor keletihan, tambahan durasi perjalanan dan biaya finasial menuju embarkasi haji penuh di Makassar juga dapat dipangkas secara signifikan. Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi calon jamaah haji yang berdomisili di Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Selain itu, adanya hubungan kekerabatan yang erat antara 3 provinsi tersebut dengan Gorontalo juga dapat menjadi tambahan dukungan tersendiri bagi Gorontalo demi visi embarakasi haji penuh tahun 2027.