Mohon tunggu...
Fiorentina Susanto
Fiorentina Susanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Jember

Saat ini saya sedang berusaha untuk mencoba mencari passion baru dalam menulis, semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Dagang AS-China: Navigasi Indonesia dalam Gelombang Ekonomi Global

8 Maret 2024   05:39 Diperbarui: 8 Maret 2024   05:41 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama beberapa tahun terakhir, perseteruan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS) dan China, telah menjadi sorotan utama dalam arena ekonomi politik global. Perang dagang yang dilakukan oleh kedua negara ini tidak hanya mempengaruhi hubungan ekonomi keduanya, tetapi juga menciptakan gelombang perubahan dan ketidakpastian di tingkat global.

Lalu, mengapa Indonesia dihadapkan pada kebutuhan untuk menavigasi tantangan ekonomi global ini?

Sebelum mengupas jawaban dari pertanyaan di atas, mari kita pahami terlebih dahulu dinamika perang tarif antara AS dan China.

Latar Belakang Konflik

Perang dagang dapat didefinisikan sebagai situasi di mana suatu negara menerapkan tarif atau kuota impor, dan negara mitra merespons dengan tindakan proteksionisme perdagangan yang serupa (Amandeo, Trade Wars and Their Effects on the Economy and You, 2020).

Perang dagang antara AS dan China dimulai pada tahun 2018 ketika AS, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, menerapkan tarif impor tambahan terhadap sejumlah besar barang Tiongkok dan melakukan pengurangan terhadap produk impor dari Tiongkok sebesar US$200 juta (10%). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan Tiongkok dan meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan industri dalam negeri.

Sebagai reaksi terhadap peningkatan tarif AS, China pun memberlakukan tarif balasan senilai US$3 miliar, tarif ini ditujukan untuk 128 jenis produk termasuk berbagai komoditas seperti kacang-kacangan, buah-buahan, pipa baja, daging babi, dan alumunium daur ulang. China mengambil langkah-langkah ini untuk mengurangi ketergantungannya pada impor AS. Langkah ini menciptakan tekanan pada ekonomi global, terutama pada industri yang saling terkait di kedua negara.

Dampak Terhadap Ekonomi Indonesia

Konflik perdagangan antara AS dan China membawa dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia, meskipun dalam skala yang tidak begitu signifikan karena produk yang terkena tarif bukan merupakan komoditas utama Indonesia dan pangsa pasarnya di AS dan China relatif kecil. Meski begitu, perang dagang ini menciptakan kenaikan harga barang di AS dan China, yang pada gilirannya membuka peluang bagi negara-negara ketiga, termasuk Indonesia, untuk memasuki pasar dengan mengekspor produknya. 

Namun, menurunnya total ekspor ke AS melalui China akibat peningkatan tarif impor ini dapat mengakibatkan konsumen AS untuk mencari alternatif sumber produk lain, yang akhirnya dapat mengurangi ekspor Indonesia ke AS melalui China.

Dalam hal ini, dampak perang dagang juga dapat termanifestasi dalam penurunan produksi dan ekspor produk bahan mentah Indonesia yang sebelumnya sangat tergantung pada pasar China. Terlebih lagi, potensi penurunan permintaan global akibat konflik perdagangan ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat tergantung dengan ekspor. 

Selain itu, adanya perubahan dinamika perdagangan global juga dapat menyebabkan negara-negara lain untuk menargetkan Indonesia sebagai sasaran impor, menghasilkan ketidakseimbangan dalam neraca perdagangan Indonesia.

Tekanan terhadap ekspor Indonesia juga dapat meningkat karena perusahaan di AS dan China menjadi lebih selektif dalam memilih sumber ekspor, persaingan yang meningkat dapat memaksa Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya agar tetap relevan di pasar internasional yang semakin bersaing. Lebih lanjut, perang dagang antara AS dan China meningkatkan ketidakpastian dalam menetapkan kebijakan ekspor-impor di masa mendatang bagi Indonesia. 

Hal ini menciptakan risiko dan peningkatan biaya operasional untuk perusahaan Indonesia yang terlibat dalam perdagangan global, karena sulitnya merencanakan strategi bisnis jangka panjang akibat fluktuasi kebijakan dan ketidakpastian pasar yang muncul dari konflik dagang tersebut.

Mengapa Indonesia Perlu Menavigasi Tantangan Ekonomi dari Perang Dagang AS-China?

Indonesia perlu mengatasi tantangan ekonomi global karena ketergantungan pada ekspor, terutama komoditas. Perubahan dalam permintaan global dan fluktuasi harga komoditas dapat mempengaruhi pendapatan negara. Investasi asing juga krusial untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Keamanan energi, keseimbangan perdagangan, dan pembiayaan asing juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Perekonomian Indonesia terhubung dengan pasar internasional, sehingga perubahan dalam kebijakan perdagangan global dan kondisi pasar keuangan dapat memiliki dampak signifikan. Dengan memahami dan menghadapi tantangan ini, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan ekonomi, mendorong diversifikasi, dan merespons dinamika pasar global.

Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, Indonesia perlu mengambil pendekatan yang proaktif dan adaptif. Ketergantungan pada ekspor dan fluktuasi harga komoditas menempatkan Indonesia dalam posisi yang rentan terhadap perubahan dalam permintaan global dan fluktuasi harga. Oleh karena itu, diversifikasi ekonomi menjadi krusial untuk menguraangi risiko dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan pasar internasional.

Sementara itu, investasi asing, sebagai sumber daya penting bagi pembangunan ekonomi, memerlukan lingkungan yang menarik dan stabil. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjaga daya tarik investasi dengan menciptakan kebijakan yang mendukung transparan, dan berkelanjutan.

Dengan keseimbangan yang hati-hati antara respons terhadap perubahan global dan pengembangan kebijakan domestik, Indonesia dapat membangun fondasi yang kuat untuk mengatasi ketidakpastian ekonomi global, mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, dan menciptakan masa depan ekonomi yang tangguh. 

Dengan demikian, upaya bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya akan menjadi kunci untuk membawa Indonesia melalui tantangan ekonomi global dan menciptakan peluang bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun